“Terima kasih atas sinergitas yang terjalin sangat baik antara DPRD Jatim dan Pemprov Jatim. Semoga ikhtiar bersama ini dapat membawa kemaslahatan bagi masyarakat Jatim,” ujarnya.
Di sisi lain, Khofifah menegaskan bahwa Pemprov Jatim juga aktif memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong capaian pembangunan tanpa bergantung sepenuhnya pada APBD.
Salah satunya melalui misi dagang dengan Singapura yang mencatat transaksi Rp4,16 triliun dan turut menggerakkan perdagangan ekspor-impor.
Ini melengkapi sejumlah misi dagang ke berbagai provinsi yang masing-masing menghasilkan transaksi ratusan miliar hingga lebih dari Rp1 triliun.
Dalam kerja sama RISING (Republic of Indonesia and Singapore) Fellowship, Pemprov Jatim mendapatkan peluang penguatan di sektor kesehatan, investasi, dan pendidikan.
Saat berkunjung ke Singapura, Khofifah sempat bertemu Perdana Menteri Lawrence Wong dan Senior Minister Lee Hsien Loong.
“Alhamdulillah kita mendapatkan kesempatan yang merupakan penguatan antara Pemda Jatim dan Singapura. Terdapat kerja sama di tiga sektor yang sudah berjalan, yaitu layanan kesehatan, investasi, dan pendidikan,” jelasnya.
Menurut Khofifah, kolaborasi internasional tersebut menjadi dukungan penting bagi peningkatan kapasitas guru, layanan rumah sakit, serta tim investasi. “Saya rasa pola-pola ini yang bisa kita lakukan untuk memberikan penguatan pertumbuhan sekaligus pemerataan keadilan dan kemakmuran di Jawa Timur yang tidak semata-mata berbasis APBD,” pungkasnya. (dev/van)













