
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Evi Zaenal Abidin, peternak asal Pasuruan, mencatat prestasi luar biasa dalam dunia peternakan. Ia berhasil membudidayakan sapi perah asal Australia yang berasal dari iklim subtropis agar mampu hidup dan berkembang di iklim tropis.
Berbekal ketekunan dan inovasi, Evi membangun kandang berkonsep 'villa ber-AC' yang dilengkapi sistem pengatur suhu dan sanitasi modern. Tujuannya sederhana, yakni menciptakan lingkungan nyaman bagi sapi-sapi impor agar tetap sehat dan produktif menghasilkan susu segar setiap hari.
Peternakan miliknya berlokasi di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, daerah yang selama ini dikenal sebagai sentra pertanian tradisional. Di lahan tersebut berdiri kandang megah dengan udara sejuk dan aroma segar, jauh dari kesan peternakan konvensional.
Evi menyadari, sapi Australia sangat sensitif terhadap panas, sehingga diperlukan adaptasi lingkungan khusus. Ia mengatakan, "Kami ingin menunjukkan bahwa dengan teknologi dan ketelatenan, sapi subtropis pun bisa hidup nyaman di Pasuruan.”
Untuk menekan stres akibat suhu, kandang dilengkapi pendingin udara, ventilasi otomatis, serta area istirahat berpasir tempat sapi dapat berbaring bebas tanpa ikatan. Ia juga mempekerjakan belasan pekerja untuk menjaga kebersihan dan mengontrol sanitasi kandang secara rutin.
Hasilnya menakjubkan, setiap ekor sapi mampu menghasilkan 15-25 liter susu segar per hari. Sistem ini tidak hanya menjaga kenyamanan hewan, tetapi juga memastikan kualitas susu tetap higienis dan berstandar tinggi.
Bagi Evi, keberhasilan ini bukan semata soal produktivitas, tetapi juga kesejahteraan peternak, “Saya ingin peternak di Pasuruan juga bisa sejahtera. Susu seharusnya dianggap bahan pokok penting seperti gula, tepung, dan minyak goreng.”
Model 'villa kandang' milik Evi kini menjadi inspirasi bagi peternak nasional. Konsep peternakan modern berbasis teknologi iklim ini membuktikan bahwa Indonesia mampu mengadopsi sistem peternakan maju tanpa kehilangan nilai lokal.
Dari Grati, inovasi seorang perempuan menunjukkan bahwa kemandirian pangan dan adaptasi iklim bisa berjalan seiring, dan dari sinilah masa depan peternakan modern Indonesia mulai bertumbuh. (mar/par/mar)