Gubernur Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim-Sumsel, Sukses Catatkan Transaksi Rp1 Triliun Lebih

Gubernur Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim-Sumsel, Sukses Catatkan Transaksi Rp1 Triliun Lebih

Lebih lanjut ia menyebut pola ini menunjukkan rantai pasok antar provinsi yang saling melengkapi, di mana kebutuhan bahan baku dan produk hilir dapat terpenuhi secara efisien dari kedua sisi.

“Misi dagang ini bukan sekadar transaksi, tetapi momentum strategis untuk memperkuat hilirisasi industri dan meningkatkan daya saing produk Jawa Timur,” ungkap Khofifah.

Sejak 2019 hingga 2025, Pemprov Jatim telah menggelar 43 misi dagang domestik dengan nilai komitmen transaksi Rp 17,39 triliun, melibatkan 1.953 transaksi dan 2.812 pelaku usaha. Misi di Palembang ini merupakan penyelenggaraan kedelapan sepanjang 2025.

Untuk memperkuat daya saing, Jatim juga aktif menggarap pasar internasional. Lima misi dagang luar negeri sejak 2022–2024 di Riyadh, Kuala Lumpur, Dili, Hong Kong, dan Osaka membukukan potensi transaksi Rp 1,7 triliun dengan melibatkan 28 pelaku usaha.

Pada 2024, total ekspor Jatim dalam dan luar negeri mencapai Rp 1.499,86 triliun, sedangkan impor sebesar Rp 1.311,93 triliun. Dengan demikian, neraca perdagangan Jatim surplus Rp 187,93 triliun.

“Dengan rantai pasok yang kuat, hilirisasi produk, serta capaian perdagangan domestik dan internasional, Jawa Timur menunjukkan strategi perdagangan yang efektif. Hal ini meningkatkan ketahanan ekonomi sekaligus memperkokoh daya saing produk unggulan di tingkat nasional maupun global,” pungkas Khofifah.

Dalam Misi Dagang Jatim – Sumsel ini terdapat 10 besar penandatanganan komitmen transaksi tertinggi. Diantaranya adalah kerja sama Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Jatim (Tulungagung) – Jual 506 ton susu, 116 daging ayam, serta 6.521 ton olahan unggas kepada Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Sumatera Selatan (Palembang) senilai Rp 345,80 miliar, Gabungan Pengusaha Rokok/Gapero Surabaya (Surabaya) – Jual 9.711.973 pack rokok kepada PT. Eratel Prima (Palembang) senilai Rp 314,47 miliar.