Warga di Madiun ini Bayar Iuran JKN Tepat Waktu demi Perlindungan Keluarga dan Gotong Royong

Warga di Madiun ini Bayar Iuran JKN Tepat Waktu demi Perlindungan Keluarga dan Gotong Royong Salah satu warga dari Kota Madiun yang menjadi peserta BPJS Kesehatan, Dika.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Bagi sebagian orang, membayar iuran JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional mungkin dianggap sebagai pengeluaran yang bisa ditunda. Namun bagi Dika, warga Kota Madiun, iuran JKN justru merupakan bentuk perlindungan yang tak ternilai bagi keluarganya.

Sebagai kepala keluarga, ia sangat peduli terhadap kesehatan istri dan anaknya. Dika terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri, sehingga tanggung jawab membayar iuran sepenuhnya berada di tangannya.

“Saya selalu mengusahakan bayar iuran BPJS Kesehatan itu tepat waktu. Kalau bisa bahkan sebelum tanggal 10 sudah saya bayar melalui mobile banking. Bagi saya ini bukan pengeluaran yang sia-sia, meskipun sehat dan tidak menggunakan Program JKN, tapi justru ini merupakan bentuk perlindungan untuk keluarga saya," ucapnya saat ditemui di RSUD dr. Soedono, Kota Madiun, Rabu (3/9).

Kesadaran itu terbukti sangat berarti ketika istrinya harus menjalani rawat inap. Berkat status kepesertaan yang aktif, proses pendaftaran berjalan lancar dan seluruh biaya perawatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

“Saat itu tentu bersyukur karena saya sudah membayar iuran. Jadi status kepesertaan aktif, dan istri saya dapat menjalani perawatan dengan tenang tanpa memikirkan biaya. Inilah yang selalu saya bilang ke orang-orang sekitar, jangan anggap enteng bayar iuran JKN," kata Dika.

Ia menekankan, menunda pembayaran bisa berakibat fatal. Ketika sakit datang tiba-tiba, status kepesertaan yang tidak aktif justru menambah beban pikiran dan biaya.

“Hari ini sehat, belum tentu besok sehat. Jadi jangan menunggu sakit dulu baru bingung membayar iuran. Kalau sewaktu-waktu butuh ternyata status kepesertaan tidak aktif, malah nanti tambah repot," tuturnya.

Dika juga memahami bahwa Program JKN bukan sekadar jaminan kesehatan, melainkan gerakan sosial berbasis gotong royong. Iuran yang dibayarkan setiap bulan turut membantu peserta lain yang sedang membutuhkan layanan kesehatan.

“Semua orang tentu merasa lebih aman dan terlindungi. Misalkan saya sakit, ada peserta lain yang membantu melalui iurannya, begitu pula sebaliknya. Di situlah letak gotong royongnya,” ujarnya.

Menurut dia, membayar iuran JKN bukanlah beban, melainkan kontribusi nyata dalam mendukung keberlanjutan program kesehatan nasional. Ia mengajak masyarakat untuk tidak menunggu sakit baru menyadari pentingnya JKN.

“Kalau masyarakat sadar, maka program ini akan terus berkelanjutan. Semua orang bisa merasakan manfaatnya tanpa terkecuali. Jangan sampai ada yang terlambat bayar iuran karena merasa tidak sakit. Justru di situlah kita sedang melindungi diri sendiri, keluarga, dan orang lain,” paparnya.

Mengakhiri perbincangan, Dika menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan atas hadirnya Program JKN yang telah membuka akses kesehatan yang lebih mudah dan setara bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Saya yakin iuran peserta JKN tidak ada yang sia-sia. Sekalipun sehat, iuran itu tetap membantu orang lain. Dan kalau suatu saat kita sendiri yang sakit, manfaat itu pasti kembali kepada kita. Itulah indahnya gotong royong," pungkasnya. (red)