Pelatihan STBM Kota Batu Tingkatkan Kapasitas Kader Kesehatan dan PKK untuk Sanitasi Sehat

Pelatihan STBM Kota Batu Tingkatkan Kapasitas Kader Kesehatan dan PKK untuk Sanitasi Sehat Pelatihan Fasilitator 5 Pilar STBM yang digelar di Puskesmas Beji, Kota Batu.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 48 peserta yang terdiri dari kader kesehatan dan anggota Pokja 4 PKK mengikuti Pelatihan Fasilitator 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang digelar di Puskesmas Beji, Selasa (24/6/2025). 

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menerapkan program STBM di 24 desa dan kelurahan se-Kota Batu.

Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli Muda Dinkes Kota Batu, Esty Setya Windari, menjelaskan bahwa STBM berfokus pada perubahan perilaku masyarakat menuju pola hidup yang sehat.

"Dengan adanya STBM, masyarakat diharapkan dapat mengubah perilaku higiene dan sanitasi mereka," ucapnya.

Ia memaparkan, STBM memiliki 5 pilar utama yang perlu dipahami dan diterapkan oleh masyarakat, yakni:

- Stop Buang Air Besar Sembarangan, dengan mengedukasi masyarakat menggunakan toilet layak;

- Cuci Tangan Pakai Sabun, untuk menjaga kebersihan terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet;

- Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, dengan cara pengolahan dan penyimpanan yang tepat;

- Pengamanan Sampah Rumah Tangga, agar tidak menjadi sumber penyakit;

- Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga, untuk menghindari pencemaran lingkungan.

Disebutkan olehnya, deklarasi STBM di Kota Batu telah dilakukan sejak 2019. Namun, tantangan terbesar saat ini adalah transisi dari 'jamban layak' menjadi 'jamban aman', yang menurutnya harus dikuras minimal setiap tiga tahun dan memiliki kedalaman tak lebih dari dua meter.

"Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Kota Batu," katanya.

Untuk mewujudkan program ini, Esty menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP).

"Ini program Ipal Komunal," tuturnya.

Ia juga menyoroti menurunnya kesadaran masyarakat dalam mencuci tangan pakai sabun pasca-pandemi Covid-19. Ia mengajak masyarakat menghidupkan kembali kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan penyakit.

"Stop, kita harus cuci tangan pakai sabun," ujarnya.

Terkait pengelolaan sampah, Esty menekankan pentingnya keberadaan Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di masing-masing desa untuk mengelola sampah secara berkelanjutan.

"Pemilahan sampah harus dilakukan dengan benar, yang basah dan kering, yang residu baru dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," sebutnya.

Ia juga menegaskan pentingnya pengelolaan limbah cair agar tidak mencemari sumber air. Menurut Esty, kesadaran akan hal ini harus ditanamkan sejak dini demi keberlangsungan kesehatan masyarakat.

Saat ini, pilar pertama STBM telah terealisasi 100 persen, namun pilar kedua dan ketiga baru mencapai 75 persen.

"Ini yang harus kita kejar dari yang layak menjadi aman," ucap Esty.

Melalui pelatihan ini, diharapkan kader kesehatan dan PKK mampu menjadi agen perubahan yang aktif menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat. Langkah ini menjadi bagian strategis dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan mencegah berbagai penyakit akibat sanitasi yang buruk. (adv/adi/mar)