Kuota Beasiswa Penuh dan Pendidikan Terjangkau SMA/SMK Swasta di Jatim Bertambah hingga 72.841

Kuota Beasiswa Penuh dan Pendidikan Terjangkau SMA/SMK Swasta di Jatim Bertambah hingga 72.841 Gubernur Khofifah bersama Kepala Dindik Jatim saat menyalurkan santunan ke anak-anak.

Disebutkan Khofifah pada tahun ini banyak terobosan yang dilakukan Pemprov Jatim melalui Dindik dalam SPMB 2025. Di antaranya penggunaan AI (Artificial Intellegence) dalam sistem SPMB 2025. Di mana sistem tersebut akan membantu informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait SPMB SMA/SMK negeri selama 24 jam nonstop.

Dindik Jatim juga telah menyiapkan tim helpdesk yang akan membantu masyarakat jika mengalami kesulitan selama proses SPMB. Setidaknya sebanyak 7.155 tim helpdesk yang disiapkan baik di tingkat satuan pendidikan, cabang dinas hingga Dindik Jatim.

Terobosan inovasi lainnya yakni, kerja sama yang terbangun dengan SMA/SMK swasta. Dalam sistem SPMB, jelas Aries, masyarakat akan mendapatkan informasi sekolah swasta mana saja yang menyediakan beasiswa penuh dan biaya terjangkau. Dengan begitu, masyarakat akan bisa mempertimbangkan sekolah untuk anak-anak mereka.

"Kerja sama ini baru pertama kalinya kami lakukan. Sesuai dengan amanah ibu gubernur jangan sampai ada anak Jawa Timur yang putus sekolah. Ini merupakan langkah kongkret kami dalam mengakomodir anak-anak yang tidak lolos dalam SPMB. Semoga dengan adanya kerja sama ini dapat menekan angka putus sekolah di Jawa Timur," ucap Khofifah.

Sementara itu, Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menyebut tahun ini SPMB 2025 hanya menyediakan kuota 261.396 pagu. Sedangkan jumlah lulusan SMP dan sederajat sebanyak 682.252 murid, yang mana artinya hanya 38,81 persen murid yang tertampung di sekolah negeri, sedangkan 61,69 persen lainnya atau 420.856 murid harusnya tertampung di sekolah swasta.

"Kami sudah lakukan penjajakan kerja sama melalui 24 cabang dinas pendidikan sejak bulan April lalu. Dari yang kami targetkan 30 ribu kini berkembang hingga mencapai 70 ribu lebih," kata Aries.

Dalam kesempatan ini, ia juga kembali menegaskan bahwa ada aturan baru dalam penerimaan murid 2025. Salah satu yang ditekankan adalah seleksi dalam jalur domisili. Jika sebelumnya prioritas penerimaan menggunakan jarak. Tahun ini, prioritas tersebut adalah menggunakan nilai akademik calon murid baru.