Pembangunan 1000 Embung di Bojonegoro Terkendala Minimnya Lahan

Pembangunan 1000 Embung di Bojonegoro Terkendala Minimnya Lahan KERING. Embung Glagah di Dusun Glagah, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, mengering saat musim kemarau ini. Padahal, embung itu sedianya dipakai untuk pengairan persawahan. foto: eky nurhadi/BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro untuk membangunan 1000 embung, belum bisa dituntaskan di tahun 2015 ini. Hal itu disebabkan karena pembangunan wadah cadangan air ini terkendala tak adanya lahan untuk pembangunan.

Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Edi Susanto mengatakan, dalam pengerjaannya, kendala selama ini memang berkaitan dengan lahan. Pembangunan embung yang sudah dilakukan kebanyakan menggunakan tanah desa.

Sepanjang 2015, lanjut dia, baru ada 140 embung yang selesai dibangun. Sementara masih ada delapan embung lainnya yang masih dalam tahap pengerjaan. “Delapan embung itu tersebar di beberapa kecamatan, antara lain, Ngasem, Kedungadem, Baureno, Sumberjo, dan Tambakrejo,” terangnya, Rabu (23/9).

Pihaknya mengakui, jika pada musim kemarau ini sebagian besar embung dalam kondisi kering kerontang. Meskipun sebagian emabung masih ada embung tetapi hanya tinggal sedikit dan diprediksi tidak cukup untuk mengairi tanaman disekitarnya.

Rencananya, 1000 embung yang dibangun itu untuk mendukung kebutuhan air bagi masyarakat di saat musim kemarau tiba. Seperti pengairan untuk sawah dan ladang, serta perikanan. Tetapi kenyataannya di lapangan program itu setengah gagal. Sebab, pada musim kemarau seperti ini embung itu ternyata tidak ada airnya.

"Sudah kering sejak bulan Juli lalu mas," kata Sarji warga Dusun Glagah, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO