Didukung Pelayaran Long Distance Ferry, Gubernur Khofifah Optimis Perdagangan Jatim-NTB Meroket

Didukung Pelayaran Long Distance Ferry, Gubernur Khofifah Optimis Perdagangan Jatim-NTB Meroket Gubernur Khofifah saat memimpin Misi Dagang Jatim di NTB.

LOMBOK, BANGSAONLINE.com - Gubernur  optimistis bahwa hubungan dagang antara Jatim dengan NTB akan terus dan semakin meningkat. Apalagi dengan dukungan sektor pelayaran Long Distance Ferry (LDF) yang telah tersedia dari Jatim ke NTB, baik melalui Ketapang-Banyuwangi maupun Jangkar-Situbondo menuju Lembar- NTB.

Peningkatan koneksitas LDF ini diharapkan bakal memudahkan proses hubungan dagang Jatim dan NTB, agar hubungan antara kedua wilayah nantinya semakin erat dan kuat. Terutama setelah Pemprov Jatim memperoleh izin dari Kementerian Perhubungan pada 2021 untuk melayani pelayaran LDF dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi ke Lembar- NTB.

Pada 2022, Pemprov Jatim juga telah mendapatkan izin untuk melayani pelayaran LDF dari pelabuhan Jangkar Situbondo ke Lembar NTB. Sehingga, ada koneksitas angkutan barang maupun penumpang yang makin mudah, cepat, dan murah yang dibangun antara Pemprov Jatim dengan Pemprov NTB.

“Silakan nanti pengusaha-pengusaha dari NTB mengambil peran lebih efisien ataukah lewat Ketapang Banyuwangi atau yang lebih efektif dari jangkar Situbondo. Ditambah sekarang sedang proses finalisasi tol dari Probolinggo-Banyuwangi,” kata , Senin (27/2/2023).

Ia memimpin langsung kegiatan Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini membuahkan catatan transaksi yang apik, di mana sampai dengan pukul 17.00 WITA transaksi mencapai Rp251,399 Miliar.

Menurut dia, dalam kegiatan misi dagang antara Jatim dengan NTB ini juga dapat dilihat sebagai satu kebutuhan untuk bisa saling melihat penguatan kedua provinsi. Terutama dalam proses efektivitas proses petik, olah, kemas dan jual.

“Seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur NTB tadi yakni olah dan kemas. Tapi kami di Jatim harus melihat secara hulu hilirnya, yakni tanam, petik, olah, kemas dan jual. Oleh karena itu sinergitas harus kita bangun antara lain dengan membangun partnership akses misalnya akses ke pasar ekspor. Seperti kopi di Jatim dibangun melalui communal branding untuk memenuhi kualitas dan standart kebutuhan pasar eksport,” katanya.

“Karena pasar ekspor seringkali membutuhkan skala yang besar. Untuk itu sangat bisa jika dibangun juga kolaborasi communal branding dengan kopi dari NTB. Jadi pasar ekspor ini peluangnya besar kita bangun sinergitas produk dari Jatim dan NTB,” imbuhnya.

Pemprov Jatim telah membangun communal branding untuk produk kopi agar siap masuk pasar ekspor. Sehingga, ketika ada permintaan dalam jumlah besar maka bisa memenuhi permintaan tersebut.

“Pada Oktober 2022 lalu kita ekspor 200 ton kopi ke Mesir itu dari tiga daerah yakni Bondowoso, Jombang dan Madiun dalam format communal branding. Jikalau nanti ada komoditas kopi tertentu dari NTB yang ingin masuk dalam paket communal branding itu silakan. Hal ini bisa saling menguatkan," lanjut .

Tidak hanya itu, Gubernur juga mengatakan, gelaran misi dagang ini menjadi bagian dari membangun kekuatan bersama melalui sinergitas, kolaborasi dan partnership. Dimana saat ini tidak ada kekuatan yang bisa diandalkan tanpa membangun sinergitas, kolaborasi dan Partnership.

“Jadi dalam misi dagang ini tidak semata-mata pertemuan antra trader dan buyer, tapi juga ada kerjasama antar OPD, BUMD, institusi bisnis seperti KADIN, IWAPI dan HIPMI dari kedua provinsi. Ini menjadi bagian penguatan kita bersama bahwa masing-masing memang harus menguatkan sinerginya, harus menguatkan kolaborasinya, harus membangun strong partnership,” katanya.

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO