Inggris Gali Potensi Kerjasama di Jatim

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kalangan pengusaha dan industri asal Inggris mulai menjajaki potensi kerjasama lima sektor bisnis di Jatim dan Indonesia Timur. 

Chairman of British Chamber of Commerce in Indonesia, Adrian Short mengatakan, pihaknya melihat setidaknya 5 potensi di Jatim yang bisa dikembangkan kerjasamanya. Yakni sektor infrastruktur (seperti kelistrikan, jalan, jembatan), agribisnis, sumber daya manusia (SDM), energi atau minyak dan gas, serta jasa atau pariwisata. 

“Jatim termasuk kawasan yang memiliki potensi cukup lengkap dibandingkan kawasan lain. Kami meminta Kadin Jawa Timur untuk membantu kami memetakan peluang-peluang kerjasama bisnis yang bisa digali dan bagaimana memulainya," ujar Adrian, disela acara Understanding The Opportunities for British Business in Surabaya and East Indonesia, di Surabaya, kemarin. “Banyak pengusaha dagang dan industri Inggris yang ingin melakukan ekspansi ke Jatim,” lanjutnya.

Pihak Inggris juga tak mengesampingkan potensi UKM (usaha kecil menengah). Sebab, kontribusi UKM Jatim terhadap nilai ekonomi provinsi tersebut cukup tinggi. “Yang juga menarik, adalah bidang tekonologi informatika serta minyak dan gas, di mana Jatim memiliki wilayah yang kaya akan energi minyak dan gas. Tidak menutup kemungkinan peluang bisnis itu berkembang ke sektor-sektor lain karena Jatim cukup banyak potensi," tambah Direktur Perdagangan dan Investasi Inggris (UKTI) Kedutaan Inggris, Lizzy Hawkins. 

Jika kerja sama ini jadi terlaksana, Andrian berharap, pintu masuk ke Indonesia timur akan lebih terbuka. Namun, sebelum masuk ke Indonesia yang lebih luas, Inggris akan mengeksplorasi Jatim secara mendalam. Apalagi, katanya, potensi bisnis di Jatim masih tinggi dibanding provinsi lain di Pulau Jawa.

Sementara, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Deddy Suhajadi, mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan investor Inggris dengan bisnis lokal di Surabaya dan Indonesia timur dan memaparkan perbedaan serta keuntungan-keuntungan berinvestasi di Jatim.
"Untuk yang ingin bangun pabrik-pabrik ataupum smelter, kemungkinan akan kami arah ke daerah Situbondo karena sebuah pabrik membutuhkan energi listrik yang besar, dan di Probolinggo sana memiliki banyak pasokan listrik," ujarnya.

Deddy menambahkan pengusaha Inggris tersebut percaya diri untuk ekspansi di Indonesia meski saat ini kondisi ekonomi cukup terganggu terutama nilai tukar rupiah terhadap dolar serta upah tenaga kerja di Jatim yang terbilang tinggi.

"Memang dua hal itu juga jadi faktor pertimbangan, tetapi mereka sepertinya ingin masuk lebih cepat karena setelah ini ada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tentunya produk-produk Asean bakal masuk dan mengusai pasar," imbuh Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO