"Guna melestarikan sumber air tanah, diperlukan upaya konservasi yang terintegrasi. Pengambilan air tanah harus diimbangi dengan berbagai tindakan konservasi seperti pelestarian Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS), membuat bangunan penahan erosi, membuat sumur resapan dan biopori serta penanaman pohon," pungkas Khofifah.
Melalui tayangan virtual, Wakil Menteri PUPR, John Wempi Wetipo, mengatakan bahwa penyusunan program infrastruktur pemberdayaan air dilakukan secara terpadu agar semua masyarakat Indonesia mendapatkan air tanpa terkecuali.
Ia menuturkan, peringatan Hari Air Dunia ke-30 ini, memiliki makna dan bagian dari kampanye utamanya rumah ke rumah untuk bersama sama menjaga lingkungan rumah lewat merawat air dengan baik. Perilaku dan sikap terhadap pemanfaatan terhadap pemanfaatan air akan menjadi timbal balik bagi ketersediaan air pada ekosistem yang lebih luas.
"Saya berharap ke depan tidak berhenti pada kegiatan penanaman pohon, karena alam membutuhkan kesadaran dari umat manusia untuk merawat dan menjaga keberlangsungan hidup pohon," kata Wakil Menteri PUPR.
Selain itu, tebar bibit ikan jenis Mujaer, Nila, Gurami, Ikan Mas dan Ikan Koi juga dilakukan saat peringatan Hari Air Sedunia ini. Sebanyak 238.500 ekor bibit ikan ditebar di 15 lokasi yang tersebar di Jatim.
Pada peringatan Hari Air Sedunia di Bendungan Semantok ini juga terhubung secara virtual dengan tempat acara peringatan Hari Air Sedunia tingkat nasional yang dilaksanakan di bendungan Randu Gunting Blora Jawa Tengah. Dengan total peserta 1500 orang baik offline maupun online.
Agenda ini juga dihadiri Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi; Pj. Sekdaprov Jatim, Wahid Wahyudi; Forkopimda Kabupaten Nganjuk, dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Lingkup Pemprov Jatim maupun Kabupaten Nganjuk. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News