Pesantren Lebih Keren dari Sekolah Negeri, Lulusannya Banyak Diterima di PT Favorit Luar Negeri

Pesantren Lebih Keren dari Sekolah Negeri, Lulusannya Banyak Diterima di PT Favorit Luar Negeri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan KH Imam Jazuli, Lc, MA di tengah para santri Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cisaat Cirebon Jawa Barat, Kamis (21/10/2021). Foto: MMA/BANGSAONLINE.com

CIREBON, BANGSAONLINE.com - Pondok pesantren kini menjadi lembaga pendidikan sangat favorit bagi para orang tua yang ingin anaknya sukses. Maklum, pesantren tidak hanya menyajikan pelajaran agama dan membina akhlaqul karimah (akhlak mulia), tapi juga memperdalam ilmu umum, mulai dari ilmu sosial hingga eksakta.

Yang lebih hebat lagi, berkat sistem dan kualitas pendidikan yang disajikan, output pondok pesantren kini bayak diterima di perguruan tinggi negeri favorit, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bahkan jauh lebih banyak ketimbang lulusan sekolah umum negeri. Contohnya adalah Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur. Pesantren Amanatul Ummah mampu mencetak .

Hal itu disampaikan KH Imam Jazuli, Lc, MA, pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cisaat Jawa Barat saat menyambut kedatangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

“Pesantren lebih keren dari sekolah negeri. Mana ada sekolah negeri yang lulusannya diterima di perguruan tinggi favorit sebanyak itu (seperti Pondok Pesantren Amanatul Ummah),” kata KH Imam Jazuli, Lc, MA, saat memberikan sambutan ketika menyambut kehadiran Kiai Asep Saifuddin Chalim di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia di Cisaat , Kamis (21/10/2021) sore.

Kiai Imam Jazuli mengaku sangat kagum terhadap prestasi Kiai Asep yang sukses membangun pesantren dan mendidik para santrinya menjadi generasi cerdas agama dan ilmu umum. Ia menyebut Kiai Asep mampu menciptakan .

“Saya lihat sendiri. Di depan pintu gerbang Pondok Pesantren Amanatul Ummah itu ditulis daftar ratusan santri yang diterima di perguruan tinggi negeri di dalam negeri dan luar negeri. Bahkan santri yang diterima di fakultas kedokteran mencapai ratusan,” kata kiai muda yang produktif menulis di media massa itu.

Ia mengaku tahu karena sering berkunjung ke Amanatul Ummah. Salah satu putri Kiai Imam Jazuli memang mondok di Amanatul Ummah. Karena itu Kiai Imam Jazuli sering kali datang ke pesantren yang didirikan Kiai Asep tersebut. Bahkan baru beberapa hari lalu Kiai Imam Jazuli silaturahim ke Kiai Asep di Pacet Mojokerto.

Kiai lulusan Universitas Al-Azhar Mesir itu minta para ustadz dan ustadzah di pondok pesantren Bina Insan Mulia meniru pondok pesantren Amanatul Ummah. 

“Kita perlu menduplikasi sebagian pesantren Amantul Ummah. Sebagian saja. Karena kalau semua kita tak mampu,” tegas Kiai Imam Jazuli yang kini memiliki 3.000 santri sembari mengatakan bahwa kedatangan Kiai Asep kali ini adalah kedua kalinya. Sebelumnya Kiai Asep pernah datang bersama Ustadz Yusuf Manshur.

Kiai Imam Jazuli menuturkan bahwa lulusan pesantren Bina Insan Mulia selama ini banyak diorientasikan keluar negeri, terutama Unversitas Al-Azhar Mesir. Tapi untuk santri yang jurusan ilmu umum dikirim ke Turki.

Ia kemudian memperkenalkan Kiai Asep kepada para ustadz dan ustadzah serta para santrinya. Menurut dia, Kiai Asep adalah putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

“Kalau kita mau meneladani (para pendiri NU) kita tak perlu jauh-jauh karena di Jawa Barat ternyata juga ada, yaitu Kiai Abdul Chalim,” kata Kiai Imam Jazuli.

Kiai Jazuli minta agar Kiai Asep memberikan motivasi kepada para ustadz dan ustadzah serta para santrinya. Kiai Asep yang datang bersama rombongan itu kemudian memberikan ceramah yang memotivasi pada ustadz dan ustadzah serta para santri yang duduk menghampar di alam terbuka.

Dalam ceramahnya Kiai Asep menegaskan bahwa Amanatul Ummah didirikan untuk mencetak santri unggul, utuh dan berakhlaqul karimah. Menurut Kiai Asep, lulusan Amanatul Ummah diproyeksikan menjadi empat figur penting.

Pertama, menjadi ulama besar yang bisa menerangi dunia dan bangsa Indonesia. Kedua, menjadi pemimpin dunia dan bangsa Indonesia yang mampu menyejahterakan dan menegakan keadilan terutama di Indonesia. Ketiga, menjadi konglomerat besar dengan kontribusi maksimal untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Keempat, menjadi para professional yang berkualitas dan bertanggung jawab.

Lalu bagaimana agar santri bisa cerdas dan memiliki ilmu tinggi? Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan itu menyampaikan rahasianya. "Pertama, santri harus ajek dan berkesungguhan dalam belajar," tegas Kiai Asep yang disambut antusias oleh para santri.

Menurut Kiai Asep, dalam belajar harus tuntas. Artinya, kalau ada pelajaran yang belum jelas atau tak dipahami harus ditanyakan kepada gurunya.

"Kedua, para santri tak boleh makan kenyang. Sebab kenyang itu, menghilangkan kecerdasan. Ketiga, tidak boleh batal wudu, agar gampang menyerap ilmu. Karena ilmu dan wudu adalah cahaya, sehingga sesama cahaya mudah menyerap. Keempat, meninggalkan maksiat. Kelima, membaca Alquran binnadhar, dengan melihat Alquran," jelas Kiai Asep.

Keenam, lanjut Kiai Asep, tak boleh makan di luar pesantren karena selain makanannya berpotensi tak bersih juga tidak berkah. Kenapa berpotensi tidak berkah? Karena makan di luar itu dilihat banyak orang, termasuk orang yang tak punya uang. Orang yang tidak punya uang itu hanya bisa melihat. Tak bisa membeli karena tak punya uang.

"Ketujuh, salat malam. Salat malam akan menempatkan para santri pada tempat terpuji, dan yang mendapat tempat terpuji bukan hanya santri yang salat malam tapi juga pondok pesantrennya," tukas Kiai Asep yang memiliki 13.000 santri.

Selain itu Kiai Asep menekankan pentingnya guru olahraga untuk kesehatan. Menurut dia, guru olahraga bukan hanya mengajarkan tentang olahraga tapi juga bagaimana pentingnya para santri membiasakan hidup sehat.

Terakhir, Kiai Asep menekankan pentingnya seni. Menurut Kiai Asep, seni akan menghaluskan jiwa para santri. Karena itu jiwa seni sangat penting dimiliki seorang pemimpin. 

Menurut Kiai Asep, para kiai NU telah berjuang untuk memerdekaan negara Indonesia. Seharusnya, tegas Kiai Asep, yang mengisi kemerdekaan itu adalah para santri.

Ia berharap santri bisa memegang banyak kepemiminan. Menurut dia, Indonesia tidak akan pernah adil dan sejahtera jika diserahkan kepada orang lain. 

Merespon soal abahnya, KH Abdul Chalim, sebagai pendiri NU, Kiai Asep menceritakan bahwa abahnyalah yang kengingatkan Kiai Abdul Wahab Hasbullah tentang pencantuman kalilmat "untuk kemerdekaan Indonesia" dalam surat ke Raja Saudi Arabia dalam Komite Hijaz. 

Kiai Wahab pun merespon positif bahwa perjuangan kemerdekaan RI itu yang sangat penting dan utama. Karena itu poin tujuan kemerdekaan RI itu dicantumkan dalam surat kepada Raja Saudi Arabia.  (mma)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO