Khofifah Kukuhkan Semua Bupati Perempuan dan Istri Bupati Bunda PAUD, Inilah Nama-nama Mereka

Khofifah Kukuhkan Semua Bupati Perempuan dan Istri Bupati Bunda PAUD, Inilah Nama-nama Mereka Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengukuhkan para bupati perempuan dan istri bupati se-Jatim sebagai bunda PAUD di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (20/9). foto: Humas Pemprov Jatim

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa mengukuhkan 35 Bunda Pendidikan Anak Usia Dini () Kabupaten/Kota se-Provinsi Jatim. Pengukuhan yang dilakukan secara hybrid tersebut digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (20/9).

Pengukuhan 35 Bunda tersebut berdasarkan SK Gubernur Jatim Nomor: 188/511/KPTS/013/2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Bunda Kabupaten/Kota Provinsi Jatim. Sedangkan tiga kabupaten/kota lain yakni Kota Madiun, Kabupaten Jember, dan Pasuruan, telah dilakukan pelantikan Bunda di periode sebelumnya.

Bunda kabupaten/kota yang dilantik tersebut yakni dr. Ikfina Fahmawati dari Kabupaten Mojokerto, Hj. Mundjidah Wahab dari Jombang, Dr. Anna Mu’awanah dari Bojonegoro, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas dari Banyuwangi, Rini Indriyani dari Kota Surabaya, Widayati Sutiaji dari Kota Malang, Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar dari Kota Kediri, Nur Chasanah Achmad Rizal Zakaria dari Kota Mojokerto, Nyimas Nurul Tjutjuk Sunario dari Kota Blitar, dan Fatma Saifullah Yusuf dari Kota Pasuruan.

Kemudian Aminah Hadi Zainal Abidin dari Kota Probolinggo, Wibi Asri Punjul Santoso dari Kota Batu, Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani dari Gresik, Hj. Sa’adah dari Sidoarjo, Hj. Anis Kartikawati Yuhronur Efendi dari Lamongan, Penta Liana Wati Achmad dari Madiun, dr. Ana Mursyida Ony Anwar dari Ngawi, Susilowati Sugiri Sancoko dari Ponorogo, Efi Suraningsih dari Pacitan, dan Eriani Annisa Hanindhito dari Kediri.

Selanjutnya Venina Rahmat Santoso dari Blitar, Siyuk Maryoto Birowo dari Tulungagung, Novita Hardini dari Trenggalek, Hj. Anis Zaidah Wahyuni Sanusi dari Malang, Hj. Siti Maimunah Salwa Arifin dari Bondowoso, Hj. Juma’ati Karna Suswandi dari Situbondo, dan Hj. Nayla Hasanah Baddrut Tamam dari Pamekasan.

Lalu Hj. Mimin Slamet Junaidi dari Sampang, Nia Kurnia Fauzi dari Sumenep, Zaenab Zuraidah Abdul Latif dari Bangkalan, Musfarina Nuryatin dari Lumajang, Titik Suprawoto dari Magetan, Hj. Nunung Nurdiana Timbul Prihanjoko dari Probolinggo, Asmahani Ainisah dari Tuban, dan S. Wahyuni dari Nganjuk.

Dalam sambutannya, Gubernur meminta agar pendidikan di Jatim dilakukan secara holistik integratif. Di mana penanganan anak usia dini harus dilakukan secara utuh atau menyeluruh, yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraannya.

Untuk itu, diperlukan sinergi dan kolaborasi seluruh pihak dan berbagai elemen baik masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia dini secara menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan anak Indonesia khususnya Jatim, yang sehat, cerdas, dan berkarakter sebagai generasi masa depan yang berkualitas dan kompetitif.

“Anak merupakan aset bangsa yang menentukan masa depan bangsa dan negara. Maka pengembangan anak usia dini yang holistik integratif dan berkualitas merupakan salah satu kunci penting pembangunan sumber daya manusia sejak usia dini. Sehingga para Bunda yang baru saja dilantik ini menjadi bagian dari penguatan SDM Indonesia yang berkualitas lahir batin,” katanya.

Menurutnya, dalam pendidikan ini ada berbagai unsur yang harus saling mendukung satu dengan yang lain. Mulai dari sarana prasarana pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, masyarakat dan unsur lainnya. Untuk itu, dibutuhkan pembinaan serta pelatihan bagi unsur-unsur terkait salah satunya guru atau tenaga pendidiknya.

“Pendidikan di ini bagaimana anak-anak bisa mengenali ekosistem di lingkungannya yang hari ini bergerak sangat dinamis. Maka proses rekrutmen dari guru ini harus menjadi perhatian bagaimana kompetensi dan pemahamannya mencakup nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni ini harus menjadi satu kesatuan,” katanya.

mengatakan, salah satu yang menjadi ujung tombak dalam pembangunan adalah kualitas SDM, seperti yang tertuang dalam lima program prioritas Presiden dan Wakil Presiden RI. Bahwa seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing maka PR yang harus dilakukan adalah menurunkan angka stunting, termasuk di dalamnya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Penurunan angka stunting, AKI dan AKB ini, lanjutnya, harus menjadi satu kesatuan. Hal ini dikarenakan ketiga hal tersebut menjadi referensi bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas SDM dan daya saing.

“Untuk itu saya berpesan kepada Bunda kabupaten/kota untuk memperhatikan hal ini secara serius mengingat hal tersebut erat kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM dan daya saing kita. Apalagi Bunda ini kan rata-rata istri Bupati/Walikota sehingga melekat juga sebagai Tim Penggerak PKK. Jadi bagaimana membangun life cycle ini termasuk berkoordinasi dengan OPD terkait termasuk BKKBN. Karena soal stunting misalnya, tidak cukup sosialisasi di 1.000 hari pertama kehidupan atau saat ibu hamil, tapi harus dimulai ketika usia remaja,” katanya.

Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di Jatim ini meminta agar ke depannya tiap desa di Jatim harus memiliki . Hal ini dikarenakan merupakan tahapan pendidikan anak usia dini yakni usia 0-6 tahun atau yang biasa disebut golden age.

“Dengan adanya di setiap desa maka diharapkan anak-anak di usia golden age ini mendapatkan pendidikan yang membentuk karakter anak sejak dini, tentunya dengan pemberian gizi yang seimbang, stimulasi dan atau rangsangan bekaitan dengan perkembangan otaknya. Selain itu pendidikan menjadi tahapan pendidikan yang membantu anak-anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,” harapnya.

juga meminta para Bunda kabupaten/kota untuk memantau proses pembelajaran di wilayahnya agar mengajarkan kehidupan penuh toleransi dan saling menghargai serta saling menghormati.

“Mohon para Bunda untuk bisa berkeliling terjun ke lapangan di wilayahnya memastikan jangan sampai ada yang mengajarkan nilai-nilai yang tidak selaras dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasar Pancasila,” pesannya.

Sementara itu, Koordinator Bidang Peserta Didik Direktorat Ditjen , Dikdas, Dikmen Kemendikbudristek, Maryana, meminta kepada Bunda kabupaten/kota yang baru saja dikukuhkan ini untuk ikut memberikan advokasi, mensosialisasikan, memfasilitasi dan memberikan informasi kepada OPD terkait yang berhubungan layanan pendidikan. Serta mengoptimalkan layanan yang mmempunyai kualitas dan sudah berbasis kepada pengembangan anak usia dini holistik integratif.

“Artinya tidak hanya pendidikan saja namun kaitanya dengan pemenuhan kesehatan dan gizi, perlindungan, pengasuhan dan perawatan. Selain itu Bunda untuk sama-sama melakukan sinergi dan support kepada Bupati/Walikota menginisiasi Perwali atau Perbup terkait holistik integratif. Sehingga dapat bermitra, berbagi peran dan tugas sesuai fungsi tugas masing-masing kaitannya pemenuhan kebutuhan esensi anak sehingga setelah ini pokja bunda bisa dibentuk di masing-masing kab/kota,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara ini Ketua TP PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud RI Santi Ambarrukmi, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, Kepala Biro Kesra Hudiono, Ketua Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI) Provinsi Jatim Gardjati Heru Tjahjono, serta berbagai organisasi mitra seperti Forum Jatim, serta Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Jatim. (tim)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO