Pemkab Bojonegoro Gandeng Pendamping PKH Bantu Turunkan Angka Stunting

Pemkab Bojonegoro Gandeng Pendamping PKH Bantu Turunkan Angka Stunting

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, terus berupaya menurunkan angka atau bayi yang mengalami kekurangan gizi hingga menyebabkan tumbuh kembang balita terganggu (kerdil).

Upaya itu melalui sinergi dengan para Pendamping Program Keluarga Harapan () yang ada di Bojonegoro untuk turut memberikan edukasi dan wawasan tentang pencegahan kepada masyarakat yang menerima bantuan .

Sinergitas percepatan penurunan itu dipelopori Dinas Sosial Bojonegoro. Senin siang (24/5/21), ratusan Pendamping mendapat Bimbingan Teknis (Bimtek) dan materi soal dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bojonegoro, Ani Puji Ningrum.

Kadinkes Ani menyebutkan, ada sebanyak 15 desa di Bojonegoro yang menjadi lokasi tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Belasan desa itu tersebar di sejumlah kecamatan mulai Balen, Kapas, Kalitidu, Ngasem, Temayang, Gayam hingga Kecamatan Bojonegoro.

"15 desa ini yang menjadi perhatian kami di 2021 ini. Maka dari itu saya berharap kepada pendamping ikut bersama mengintervensi dan membantu pemerintah dalam rangka penurunan prevalensi ," ujar perempuan yang juga sebagai dokter tersebut.

Dia mengatakan, balita yang terdeteksi mengalami masalah terutama lahir dari kalangan keluarga kurang mampu. Hal itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya kurangnya gizi hingga faktor kebersihan rumah dan lingkungan. Melihat kondisi itu, para pendamping dirasa yang paling dekat dengan masyarakat kurang mampu, karena pemerintah telah memberikan bantuan yang didampingi oleh para pendamping .

"Oleh karena itu kami meminta teman-teman Pendamping ikut bersama menuntaskan program ini. Saya berharap saat di lapangan bisa bekerja sama dengan puskesmas, bidan desa, atau juga kader posyandu sesuai desa dampingannya masing-masing," pinta dokter Ani.

Atok M Nurrozaki, salah satu pendamping mengaku siap membantu Pemkab Bojonegoro dalam rangka percepatan pencegahan dengan memberikan edukasi dan wawasan kepada para penerima manfaat . Menurut dia, sejak dua tahun terakhir, pendamping bukan fokus melakukan pendampingan kemiskinan, namun lebih luas hingga pendampingan terhadap orang gila sekalipun.

"Sebutannya pekerja sosial, bukan sekadar pendamping . Jadi tugasnya lebih luas dan banyak, dan kami siap kapan saja," ucapnya menambahkan.

Bimtek materi itu digelar di aula lantai dua Kantor Dinas Sosial Bojonegoro. Selain mendapat materi pencegahan , para pendamping juga mendapat pengarahan dari Kepala Dinsos Bojonegoro, Arwan tentang target penurunan angka kemiskinan di wilayah Bojonegoro. (nur/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Marah Lagi! Mensos Risma Bentak-Bentak Pendamping PKH, ini Tanggapan Gubernur Gorontalo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO