Anak Bos Liek Motor Merasa Dapat Karma Karena Ayahnya Suka Adu Jago

Anak Bos Liek Motor Merasa Dapat Karma Karena Ayahnya Suka Adu Jago Dahlan Iskan

Ternyata, simpul Royce, kepintaran saja tidak bisa menyelamatkan nyawa. Padahal dokter itu kurang pintar apa.

Demikian juga kekayaan. Biar pun ayahnya begitu kaya ternyata tidak bisa menyelamatkan cucunya.

Maka Royce seperti menimpakan semua itu sebagai karma yang dilakukan ayahnya. Tapi kali ini Royce tidak hanya menyalahkan ayah. Royce bilang memang sudah begitu watak sang ayah.

Maka Royce pindah menengok ke ibunya. "Harusnya mama yang bisa mendamaikan semua ini. Wanita harus bisa meredam emosi dan kemarahan," pikir Royce seperti yang disampaikan kepada Disway.

Maka Royce pun menemui mamanya. Ia menyampaikan pemikirannya itu. Secara langsung dan terang-terangan. Termasuk ketika sang ayah juga ada bersama sang mama.

"Apakah ayah Anda tidak marah saat itu?" tanya saya.

"Tidak. Ayah itu orang pintar," jawab Royce.

"Apakah mama memenuhi keinginan Anda itu?"

"Belum. Mama kan bingung. Mau memihak anak atau suami," jawab Royce.

Tapi ia sudah sampaikan ke mamanya. Juga papanya. Bahwa moral lebih penting daripada modal. "Kalau mau kehidupan, maka moral yang harus ditingkatkan, bukan modal," katanya berfilsafat.

"Sekarang tinggal mama memilih modal (Papa) atau memilih moral (keturunan)," ujar Royce.

Kalau untuk mencapai modal dengan mengorbankan moral, katanya, itu yang akan mengakibatkan hilangnya kehidupan.

Bayinya yang mati dalam kandungan, kata Royce, adalah contoh akibat memilih modal daripada moral. Dan contoh itu ia alamatkan kepada papanya. Bukan pada dirinya sendiri.

"Hobi papa itu adu ayam (olah raga berdarah), ngambil haknya orang (bisnis berdarah). Ternyata itu bisa nyambung secara hukum karma ke anak cucu," kata Royce. "Dulu Royce beranggapan karma itu ditanggung sendiri. Ternyata salah perhitungan. Bisa tembus ke anak cucu," tambahnya.

Kembali lagi Royce tidak menganggap karma itu berhubungan dengan dirinya sendiri.

Malam ketika dokter menyatakan bayi di dalam kandungan meninggal, Royce menelepon mama dan papanya. Ketika bayi dikuburkan, mama Royce dan papanya juga ikut ke pemakaman.

Royce mengatakan kepada papa-mamanya bahwa semua itu sebagai karma.

Royce mengatakan begitu sambil menatapkan matanya ke ayahnya. Bukan ke dirinya sendiri.

"Royce, soal karma itu, kelihatannya Anda selalu menunjukkan itu ke papa. Pernahkah Anda merenung bahwa itu akibat dosa Anda sendiri karena melawan papa?" tanya saya.

"Pertanyaannya, kenapa Royce melawan Papa?" Royce balik bertanya.

"Bukan begitu. Mengapa Roy berpikir karma itu terkait papa? Bukan terkait, misalnya, dosa Anda kepada orang tua?" tanya saya lagi.

"Karena orang tua selama ini nggak jelas maunya bagaimana, buktinya apakah mereka berani tampil di publik," jawabnya.

Papa Royce, Like Moeljanto, memang tidak mau bicara ke publik. Termasuk ke Disway.

Royce tidak menyadari bahwa sikap bapaknya seperti itu justru baik. Agar pertengkaran tidak meruncing.

Yang jelas bapaknya tidak sampai memutus hubungan kekeluargaan. Termasuk tetap bersama-sama mengantar mayat sang bayi ke pemakaman. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO