GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pelaksanaan ujian rekrutmen perangkat Desa Munggugebang Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, berupa jabatan kaur pemerintahan disoal sejumlah pihak. Sebab, hasil seleksi ujian perangkat yang dilakukan oleh Tim Panitia Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D) dinilai mencurigakan.
Hal ini nampak dari rekapitulasi nilai yang didapat 3 peserta, terdiri dari pasangan suami-istri Suparno dan Sri Danarti, keduanya lulusan kejar paket C (setara SMA), dan Wildan Erhu Nugraha, seorang lulusan S1 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
BACA JUGA:
- Apresiasi Kepemimpinan Jokowi, 330 Kades di Gresik Deklarasi Gabung Relawan Jawi Wetan
- BHP Termin 2, 3, dan 4 Tahun 2023 Belum Cair, Pembangunan di Desa Kembangan Tersendat
- BK DPRD dan BHP Tahap 2 Belum Cair, Kades di Gresik Kelimpungan, ini yang Dikhawatirkan
- Desa Padeg Gresik Gelar Haul Dua Sesepuh Desa dan Perayaan Tahun Baru Islam
Berdasarkan perolehan nilai yang diumumkan Tim P3D, Suparno mendapatkan skor sempurna 100, sedangkan Sri Danarti juga nyaris sempurna dengan skor 99. Keduanya adalah pasutri lulusan kejar paket C. Sementara Wildan Erhu Nugraha yang notabene lulusan S1 Unair, 'hanya' mendapatkan skor 68.
Hasil rekrutmen tersebut langsung disikapi oleh Tim Komite Pengawas Korupsi (T-KPK) Kabupaten Gresik. Mereka menduga ada kecurangan dalam rekrutmen Kaur Pemerintahan di Desa Munggugebang Kecamatan Benjeng.
Bahkan, persoalan tersebut saat ini tengah diadukan T-KPK ke Komisi I, Bupati, Inspektorat, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat (DPMD). "Iya, ini kami telah menerima pengaduannya," ujar Anggota Komisi I DPRD Gresik Nurhudi Didin Arianto kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (6/5/2021).
Gus Nur, begitu panggilan akrabnya, mengakui skor hasil penjaringan P3D Desa Munggugebang tak masuk akal. Alasannya, lulusan S1 Unair kalah dengan lulusan kejar paket C. "Apakah masuk akal? Ada dugaan kecurangan dalam pelaksanaan ujian (rekrutmen) P3D Desa Munggugebang," cetus Anggota Fraksi Nasdem DPRD Gresik ini.