Menuju Puncak Panen, Khofifah Minta Bulog dan BUMN Tingkatkan Serapan Pembelian Beras Petani

Menuju Puncak Panen, Khofifah Minta Bulog dan BUMN Tingkatkan Serapan Pembelian Beras Petani Gubernur Khofifah meninjau gudang Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Sidoarjo, Kamis (25/3/2021) siang.

Disusul peringkat ketiga, Jawa Barat dengan luas panen 1.586.889 ha menghasilkan padi 9.016.773 ton GKG atau setara 5.180.202 ton beras. Keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 ha menghasilkan padi 4.708.465 ton GKG atau setara 2.687.970 ton beras. Kelima, Provinsi Sumatra Selatan, dengan luas panen 551.321 ha menghasilkan padi 2.743.060 ton GKG atau setara 1.567.102 ton beras.

“Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan semua kelompok tani tepat sasaran dan dapat terlaksana dengan baik. Selama ini Jawa Timur menjadi barometer ketahanan pangan nasional dan turut menjaga stabilitas pangan nasional,” ungkap Gubernur Khofifah.

“Kurang lebih ada 16 provinsi di Indonesia bagian timur yang mengandalkan suplai logistik dari Jawa Timur,” tambah dia.

Khofifah memaparkan, kabupaten/kota penyumbang terbesar produksi padi, di antaranya Lamongan dengan produksi sebesar 886.060,99 ton atau setara beras sebesar 508.993,90 ton. Disusul Ngawi, dengan produksi sebesar 837.773,15 ton atau setara beras sebesar 481.255,17 ton.

Selanjutnya, Bojonegoro dengan produksi sebesar 728.915,12 ton atau setara beras 418.722,13 ton. Kemudian, Jember dengan produksi sebesar 590.263,37 ton atau setara beras sebesar 339.074,24 ton, dan Tuban dengan produksi sebesar 507.053,88 atau setara beras sebesar 291.274,90 ton.

Khofifah menyebut, kenaikan produksi padi ini dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi pada tahun 2020 sebesar 1,75 juta ha, yang mengalami kenaikan sebanyak 51,95 ribu ha atau 3,05% dibandingkan 2019 yang sebesar 1,7 juta ha. Selain itu, juga dipengaruhi oleh penggunaan varietas unggul, perbaikan agroinput, penggunaan mekanisasi yang mampu menekan losses serta perluasan areal tanam yang memanfaatkan lahan kering atau lahan idle.

“Tahun 2020 lalu, kami juga menerapkan strategi percepatan masa tanam sebelum memasuki musim kemarau guna mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan pandemi Covid-19. Kami juga mengoptimalkan seluruh lahan pertanian di Jawa Timur, menjaga petani tetap berproduksi dengan cara diberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian seperti benih dan saprodi,” paparnya.

Menurut Khofifah, sektor pertanian menjadi sektor andalan penopang pertumbuhan ekonomi di Jatim, sekaligus sebagai instrumen untuk mendorong pemulihan ekonomi atas dampak pandemi Covid-19.

Secara khusus, Khofifah menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua petani di Jawa Timur yang telah berupaya maksimal meningkatkan produktivitas pertanian meski di tengah pandemi Covid-19. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO