PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Produksi ternak sapi perah di Kabupaten Pasuruan tiap tahun mengalami peningkatan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Hal ini tentu tak lepas dari upaya Pemkab Pasuruan yang terus meningkatkan mutu genetik sapi perah.
Kabid Produksi Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pasuruan, Ari Widodo menjelaskan, populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan cukup besar. Mereka tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Tutur, Nongkongjajar, Purwosari, Lekok, Grati, dan Nguling.
BACA JUGA:
- Penyusunan Raperda Tempat Hiburan Harus Libatkan Banyak Pihak
- Kepuasan Masyarakat pada RSUD Bangil Turun, ini Saran Ketua Komisi IV
- Wadul LSM, Pengusaha Warkop dan Karaoke Desak Pemkab Pasuruan Bentuk Perda Tempat Hiburan
- Perda RTRW Kabupaten Pasuruan Dinilai Lemah, Tak Ada Instrumen Sanksi Bagi Pelanggar
Selama ini, pihaknya mengaku terus berupaya untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah masyarakat, di antaranya melalui uji zuriat.
"Uji zuriat merupakan pengujian untuk mengetahui potensi genetik produksi susu sapi calon pejantan melalui produksi susu anak betinanya (Daughter Cow/DC) dan dilakukan untuk menghasilkan bibit pejantan unggul yang cocok dengan kondisi agroklimat Indonesia," ujarnya, Kamis (10/12/2020).
"Kita berharap, ke depan Pasuruan menjadi salah satu kabupaten pusat sumber bibit sapi perah yang berkualitas, dan memberikan kesejahteraan peternak karena anakannya bisa dijual ke luar Pasuruan dengan harga yang cukup tinggi," sambungnya.
Ia juga menerangkan bahwa para peternak di Kabupaten Pasuruan, rata-rata sudah mengerti cara beternak sapi perah yang baik, mulai penyiapan indukan, kebersihan kandang, serta perawatan kesehatan.
"Rata-rata mereka sudah profesional dan menguasai dalam hal beternak sapi perah," tukasnya. (bib/par/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News