Wakil Bupati Pasuruan, M. Shobih Asrori, saat memberi sambutan.
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Semangat Hari Santri Nasional (HSN) 2025 bergema di Kabupaten Pasuruan. Salah satu gaung terbesarnya datang dari Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Syaikhona Kholil Sidogiri yang sukses menggelar Festival Al Banjari tingkat SLTA se-Pasuruan Raya.
Kegiatan yang berlangsung meriah ini bukan sekadar ajang seni islami, melainkan momentum mempererat sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan gerakan mahasiswa dalam memperkuat dakwah di era digital.
Rektor STEBI Syaikhona Kholil Sidogiri, Chulil Barory, menegaskan bahwa penyelenggaraan festival tersebut merupakan wujud nyata komitmen kampus dalam merawat tradisi keislaman sekaligus meneguhkan peran santri di tengah perubahan zaman.
“Melalui festival ini, kami ingin menghadirkan ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat religiusnya sekaligus memperkuat nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya bertekad menjadi kampus rujukan dengan pendidikan berkualitas dan biaya terjangkau.
“Konsep kuliah ala santri menjadi ciri khas kami. Keseimbangan antara ilmu akademik dan nilai spiritual harus menjadi fondasi pembentukan generasi unggul,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Pasuruan, M. Shobih Asrori, menyerukan pentingnya modernisasi dakwah melalui pemanfaatan teknologi informasi.
“Pelatihan digitalisasi dakwah adalah langkah strategis untuk memperkuat peran santri dan dai di era modern. Pesan keislaman harus mampu menjangkau masyarakat luas melalui medium digital,” ucapnya.
Ditekankan pula olehnya, Pemkab Pasuruan siap bersinergi dengan STEBI Sidogiri dan pesantren dalam berbagai agenda strategis.
“Kerja sama Pemkab dan STEBI menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas SDM dan memperluas dampak dakwah untuk kemajuan Pasuruan,” imbuhnya.
Dukungan juga datang dari kalangan mahasiswa. Koordinator Aliansi BEM Pasuruan Raya, M. Ubaidillah Abdi, menilai inisiatif BEM STEBI Sidogiri sebagai langkah konkret mahasiswa dalam menjaga tradisi dan memperkuat ukhuwah antar generasi muda.
“Kami bangga dengan kawan-kawan BEM STEBI Sidogiri. Mereka tidak hanya tajam dalam gagasan kritis, tetapi juga terdepan dalam merawat syiar dan kebudayaan Islam,” katanya.
Menurut dia, festival ini menjadi ruang produktif bagi kolaborasi antara kreativitas, keislaman, dan kebangsaan.
“Gerakan semacam ini membawa energi positif bagi masyarakat. Ia menunjukkan bahwa mahasiswa bisa berdakwah dengan cara yang segar dan berdampak,” paparnya.
Festival Al Banjari se-Pasuruan Raya yang digelar STEBI Sidogiri tak hanya menandai peringatan Hari Santri Nasional, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan sinergi baru antara kampus, pemerintah, dan generasi muda Islam.
Dengan semangat kuliah ala santri dan visi digitalisasi dakwah, Pasuruan kian menegaskan diri bukan sekadar pusat pendidikan pesantren, melainkan episentrum gerakan intelektual Islam yang beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan ruh tradisinya. (maf/par/mar)








