Peringatan Hari Santri 2025 di Sampang.
SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Ribuan santri memadati Alun-Alun Tronojoyo Sampang dalam peringatan malam puncak Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang digelar pada Jumat (31/10/2025). Acara yang diselenggarakan oleh PCNU Sampang ini berlangsung meriah dan penuh semangat.
Bupati Sampang, Slamet Junaidi, mengapresiasi terselenggaranya agenda tersebut dan menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan keagamaan.
“Kami pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan ini, karena Sampang adalah kota santri, luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan di Sampang akan melibatkan ulama dan umara demi kemajuan bersama.
“Saya ingin ada kebersamaan dalam membangun, dan memastikan dana yang keluar dari APBD bermanfaat untuk masyarakat,” imbuhnya.
Terkait pembangunan Alun-Alun Trunojoyo, bupati menyatakan proyek itu merupakan hasil efisiensi dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Ia berharap Sampang bisa menjadi kota wisata, termasuk wisata religi dan kuliner, serta mendukung UMKM agar perekonomian tetap berjalan. Namun, Slamet menyayangkan insiden perusakan fasilitas alun-alun yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Karena jika memang orang Sampang, seharusnya mempunyai rasa memiliki, serta punya keinginan untuk merawat dan menjaga,” tuturnya.
Bupati juga menegaskan, aksi demonstrasi bukanlah masalah, namun harus dibedakan dengan tindakan pengrusakan.
“Yang bisa menangkap Polres. Kalau demonya saya setuju, tapi pengrusakannya saya tidak setuju,” kata kepala daerah yang akrab disapa Haji Idi itu.

Di akhir sambutannya, ia mengajak masyarakat untuk menghindari konflik kepentingan dan bersama-sama membangun Sampang.
“Mari kita berfikir ke depan lebih baik, mudah-mudahan dengan dukungan santri dan ulama’, kita terus membangun. Mari kita menjaga Sampang,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Sampang, KH Moh Itqan Bushiri, menegaskan bahwa Hari Santri merupakan momentum untuk meneguhkan jati diri santri sebagai pejuang agama dan bangsa.
“Ini adalah nafas perjuangan yang mengalir dari darah para ulama dan santri, sejak ditetapkannya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan duka mendalam atas wafatnya 67 santri Pondok Pesantren Al-Ghozini Buduran, Sidoarjo, dalam perjalanan menuntut ilmu.
“Mereka bukan hanya korban peristiwa, tapi syuhada yang gugur saat perjalanan mencari ridha Allah. Doa kita malam ini tertuju bagi mereka,” pesannya.
Turut hadir dalam peringatan Hari Santri 2025, Wakil Bupati Sampang, KH Ahmad Mahfud, jajaran Forkopimda, para alim ulama, tokoh agama, serta masyarakat Sampang. Secara khusus, acara ini juga dihadiri Katib Syuriah PBNU sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Almahrusiyah Lirboyo Kediri, KH Reza Ahmad Zahid. (adv/hri/mar)











