Hadapi Pandemi, UMKM Harus Lihat Peluang di Balik Tantangan

Hadapi Pandemi, UMKM Harus Lihat Peluang di Balik Tantangan Perwakilan Markplus Inc., Jacky Mussry. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - UMKM menjadi salah satu prioritas utama dalam masa pandemi, pemerintah memprioritaskan di urutan ketiga setelah bidang kesehatan dan informasi. Namun, perlu diketahui jika pemerintah hanya membantu policy dan infrastruktur. Tidak untuk mencari pelanggan.

Hal ini dikatakan oleh Perwakilan Markplus Inc. (Consulting, Research, Education, Media & Event) Jacky Mussry dalam sedaring (seminar daring) yang digelar BBC Media Action dan Dewan Pers.

"Keberhasilan UMKM bergantung pada diri mereka sendiri. Bagaimana cara mereka mengembangkan profesionalisme. Jangan selalu bilang kalau saya UMKM usahanya kecil, saya tidak bisa karena saya kecil," katanya, Jumat (4/12/2020).

Padahal, mereka itu perusahaan. Menurutnya, pedagang sate biasa saja punya strategi untuk menjual dagangannya. "UMKM juga harus punya strategi dong," pintanya.

Ia juga menjelaskan jika peran entrepreneur di masa pandemi harus kreatif dan produktif. Menurutnya, kreatif gampang tapi produktif tidak ujungnya. "Sehingga kita harus bisa menggabungkannya antara kreatif dengan hasil yang produktif," jelasnya.

Ia menerangkan, UMKM tidak hanya harus bisa produksi, tetapi manajemen produk. Seperti bagaimana mengemas, mengolah, packaging, dan melakukan pemasaran serta manajemen keuangan harus bisa. Rata-rata banyak yang hanya bisa memproduksi saja tetapi manajemen produknya kurang bisa.

"Terkait peluang di masa pandemi, mereka harus mendorong dan melihat peluang di balik ancaman dan mengambil risiko, serta UMKM harus melihat peluang yang terstruktur," terangnya.

"Ketika kita melihat masa normal, mereka memang bergerak sesuai biasanya atau pekerjaan mereka (UMKM). Juga fokus pada problem solving. Apa saja yang terjadi mereka tetap berjualan, tetap menghasilkan omzet. Tetapi pandemi ini merupakan pertama kali mereka mengalami penurunan penjualan, bahkan ada yang tidak bergerak. Harapan kita pada 2030 bisa kembali seperti 2019," pungkasnya. (diy/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO