Pandemi Covid-19 Tak Menghalangi Peternak Perkutut Meraup Untung Besar

Pandemi Covid-19 Tak Menghalangi Peternak Perkutut Meraup Untung Besar Toni Hartono saat memberi makan burung-burung perkututnya.

Selama 20 tahun menekuni dunia perkutut, Toni sudah kenyang pengalaman. Berbagai persoalan seputar ternak perkutut telah ia lalui. "Saya telah mengalami bagaimana rasanya jatuh bangun beternak perkutut ini," tegasnya.

Ia memulai usaha itu dengan mengontrak rumah. Saat itu, ia hanya memelihara 12 pasang perkutut. Dari modal yang kecil itu, saat ini Toni telah memiliki rumah dan lahan sendiri untuk membiakkan ternaknya.

Sampai saat ini, Tonny sudah memiliki sedikitnya 700 pasang indukan. Belum lagi perkutut yang baru menetas, sapih, remaja, dan bahanan. Jumlahnya di atas 2.800 ekor. Semua itu dipelihara di lahan dengan luas 2.350 meter persegi.

Burung perkutut cukup mudah untuk dikembangbiakkan. Bahkan aves anggungan itu masuk kategori peliharaan yang tahan dengan penyakit. Tak ada treatment khusus selama bentuk kandang dan ketersediaan makanan tersedia.

Perkutut yang siap untuk dijodohkan, lanjut Tonny, adalah yang berusia setidaknya lima sampai enam bulan. Kandangnya direkomendasikan agak lebar. Hal ini memungkinkan perkutut punya ruang gerak yang cukup bebas.

Ia optimis bisnisnya akan semakin berkembang. Hal ini didasarkan atas perkembangan penghobi perkutut yang semakin lama semakin banyak. “Beberapa tahun lalu tidak sebanyak ini. Saat ini penghobi perkutut sudah berkembang pesat,” tambahnya. (tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Harga Perkutut Juara Tembus Rp500 Juta, Lomba Burung Kicau di Pasuruan Diikuti 300 Peserta ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO