Galakkan Ketahanan Pangan di Lingkup Keluarga untuk Tunjang Penurunan Angka Stunting

Galakkan Ketahanan Pangan di Lingkup Keluarga untuk Tunjang Penurunan Angka Stunting Suasana Sarasehan dan Rembuk Stunting di Balai Desa Punjul, Kecamatan Plosoklaten. (foto: kominfo)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) kembali menggelar Sarasehan dan Rembuk Stunting dalam rangka Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Melalui Pemanfaatan Dana Desa dan Pemanfaatan Pekarangan untuk Peternakan. Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, acara tersebut dilaksanakan di gedung Balai Desa Punjul Kecamatan Plosokaten, Senin (20/7/20).

Hadir dalam acara tersebut Plt. Camat Plosokaten Mokhamad Saroni, S.Pd., SD, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Kediri dr. Eka Candra, Kepala UPTD Puskesmas Pranggang drg. Wuyungsari, Kabid Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Desa Heru Setiawan, S.E., M.M., perwakilan DKPP Kabupaten Kediri, Kades Punjul Agus Pamuji, serta pihak terkait.

Andri dari DKPP menyampaikan materi tentang KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) atau P2L (Pekarangan Pangan Lestari). Menurutnya ketahanan pangan di lingkup keluarga dapat menenuhi kebutuhan gizi serta dapat membantu menekan angka stunting.

“Perkembangan tingkat konsumsi pangan juga merefleksikan tingkat pendapatan atau daya beli rumah tangga. Apabila pendapatan mencukupi, pola konsumsi pangan akan lebih beragam, sehingga konsumsi pangan yang lebih bernilai gizi tinggi juga akan ikut meningkat,” jelas Andri.

Menurut Andri, konsep ketahanan pangan di lingkungan keluarga cukup sederhana. Yakni dengan memanfaatkan pekarangan depan, samping rumah, atau belakang rumah, untuk pemeliharan sayuran, ikan, atau binatang ternak. Nantinya, sayuran atau ikan dan ternak itu bisa memenuhi kebutuhan gizi dan pangan keluarga.

Sementara itu drg. Wuyungsari mengatakan siap mendukung penanganan stunting, termasuk peningkatan Dasa Wisma.

“Dengan meningkatkan Dasa Wisma, kegiatan yang tidak bisa disampaikan di masa pandemik bisa kita sampaikan. Fokus utamanya adalah untuk penurunan angka stunting yang selanjutnya bisa ditindaklanjuti oleh masyarakat terutama untuk para kader dan kepala desa,” jelas drg. Wuyungsari.

Sedangkan Heru Setiawan menyampaikan penggunaan dana desa untuk stunting. “Pada prinsipnya DD digunakan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk kegiatan konvergensi penurunan angka stunting ini. Melihat respons dan antusias warga, kami berharap Desa Punjul segera terbebas dari stunting,” harap Heru Setiawan (adv/kominfo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO