
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar menjadi narasumber dalam webinar (web seminar) pembekalan KKN tahun 2020 dari rumah, Senin (22/6/2020). Kegiatan itu diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Tribakti.
Webinar tersebut diikuti oleh 328 Mahasiswa. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pembekalan KKN tidak dilaksanakan secara tatap muka langsung, namun secara virtual dengan memanfaatkan teknologi.
Pada kesempatan ini, Wali Kota Kediri yang akrab disapa Mas Abu itu menyampaikan kondisi terkini Covid-19 di Kota Kediri. Di mana berdasarkan data Tim Gugus Tugas Pusat bersama BNPB per tanggal 15 Juni 2020, Kota Kediri status risikonya kuning. Artinya, dari sedang menuju ke rendah.
“Klaster konfirmasi positif Covid-19 di Kota Kediri ini berasal dari luar kota. Paling banyak dari Klaster Pabrik Rokok Mustika, dan sejak tanggal 14 Juni 2020 hingga hari ini (22/6/2020) tidak ada penambahan kasus konfirmasi positif. Semoga segera berstatus zona hijau,” ujar Mas Abu.
Menurut Mas Abu, dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19, mahasiswa juga memiliki peranan yang sangat penting karena mahasiswa ini salah satu agent of change bagi masyarakat.
“Kalau dulu yang harus diubah adalah pola pikir, sekarang yang harus diubah adalah habbit masyarakat. Pandemi Covid-19 ini memang mengubah semua yang ada di dunia. Baik secara ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sosial. Oleh karena itu, kita harus menyamakan frekuensi apa saja yang harus kita ubah,” tambahnya.
Mas Abu juga menjelaskan, peran lain yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam penanganan penyebaran Covid-19, antara lain dengan memulai tindakan pencegahan Covid-19 dari diri sendiri, keluarga, serta lingkungan tempat tinggalnya dengan tetap di rumah saja. Apabila keluar, hanya ketika ada kepentingan yang mendesak saja.
"Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama secara online untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik, serta dapat menggalang donasi yang ditujukan kepada yang membutuhkan di tengah pandemi," terang Mas Abu.
Selain itu, lanjut Mas Abu, mahasiswa dapat melakukan gerakan sosial dengan terjun langsung menjadi relawan Satgas Covid-19. Mahasiswa dapat pula menjadi relawan dengan menyalurkan bantuan logistik, makanan bergizi, vitamin, masker, dan sebagainya.
"Mahasiswa juga bisa memanfaatkan waktu di rumah dengan mengeksplorasi bakat dan minat yang selama ini belum tergali seperti membuat lagu, belajar editing video atau foto, menulis, atau membaca buku. Hasil eksplorasinya, bisa dikolaborasikan atau bisa juga menyelesaikan hal-hal yang sebelumnya tidak selesai sebelum Covid-19 dan mulai menggali ide-ide usaha," katanya.
"Mungkin di masa pandemi ini ada peluang usaha yang bisa berkelanjutan untuk usaha di masa depan," pungkas Mas Abu. (uji/zar)