Kuota Turun, Petani Kesulitan Pupuk Bersubsidi

Kuota Turun, Petani Kesulitan Pupuk Bersubsidi

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sejumlah petani di Kabupaten Pasuruan mulai resah memasuki mata tanam kali ini. Pasalnya, mereka kesulitan mendapat pupuk bersubsidi dalam sebulan terakhir ini. Beberapa kios resmi yang biasa menjual pupuk dikabarkan belum mendapat dropping dari agen.

Hal tersebut diakui oleh M. Jaelani, salah satu anggota Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan. Ia menuturkan pupuk bersubsidi mulai sulit di agen-agen resmi dengan alasan mereka belum mendapat kiriman dari distributor. 

"Saat ini musim tanam menggarap padi, tapi petani susah mencari pupuk di agen," jelasnya, Jumat (31/1).

Langkanya pupuk bersubsidi ini sejak awal Januari. Kalaupun pupuk ada, jumlahnya tidak sebanding dengan yang dibutuhkan. Sehingga, para petani terpaksa melakukan penghematan. Para petani pun terpaksa menggunakan pukuk jenis lain yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga pupuk bersubsidi.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan Dibyo Darminto membantah jika pupuk bersubsidi mengalami kelangkaan. Menurutnya, pupuk bersubdisi bisa dibeli oleh para petani jika mereka sudah masuk dalam data RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok.

"Pupuk tidak langka, petani yang masuk RDKK bisa menebusnya," jelasnya, Jumat (31/1).

Ia mengakui memang ada kebijakan pengurangan alokasi kuota pupuk bersubsidi oleh Pemerintah Pusat. "Para petani diminta menggunaan pupuk yang berimbang, yakni dengan menggunakan pupuk organis," tuturnya.

Data yang diperoleh BANGSAONLINE.com menyebutan kuota pupuk jenis urea yang diterima Kabupaten Pasuruan pada 2019 sebanyak 36.707 ton. Namun pada tahun 2020 turun menjadi 18.902 ton. (bib/par/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO