Mantan Ibu Negara Philipina Imelda Marcos Mengerikan dan Menjijikkan, Muncul dalam The Kingmaker

Mantan Ibu Negara Philipina Imelda Marcos Mengerikan dan Menjijikkan, Muncul dalam The Kingmaker Imleda Marcos dengan gaya hidup hedonnya. foto: Lauren Greenfield

BANGSAONLINE.com - The Kingmaker, sebuah film dokumenter karya Lauren Greenfield, menceritakan tentang kehidupan mantan ibu negara Philipina, Imelda Marcos yang terungkap sebagai ratu yang mengerikan, menjijikkan, dan tidak masuk akal.

Setidaknya, Imelda Marcos tidak menyesali semua tindakan dia dan suami, saat merayakan ulang tahun ke 85. Dalam film ini, tergambar bahwa mantan ibu negara Filipina Imelda Marcos sebagai sosok yang sangat mengasihani diri sendiri, tidak pernah bertobat dan menyesal, serta sangat kaya.

Dia diyakini masih menyimpan banyak uang bantuan Amerika yang pernah diberikan oleh presiden AS berturut-turut kepada Filipina, sebagai imbalan atas penindasan komunisme dan hak-hak sipil, dan menunjukkan keramahan kepada kekuatan angkatan laut AS.

Korupsi yang dilakukan Ferdinand akhirnya membuat mereka keluar dari Philipina dan meminta suaka politik, diasingkan sebentar di tahun 80-an. Tetapi Imelda kembali ke tanah airnya sebagai seorang janda, dan sekarang mencoba membangkitkan dinasti Marcos yang mengerikan. Dipimpin putra ‘idiotnya’, Ferdinand Jr (dijuluki "Bongbong"), dan anak perempuannya, Shee. Mereka adalah politikus yang masih belajaran.

Menjulan nama Marcoses, sebagai identitas politik, tidak mampu diterima rakyat. Sinisme dan korupsi mereka malah bangkit lagi. Ini malah menguatkan posisi Rodrigo Duterte.

Awalnya, film The Kingmaker dinilai seolah-olah ini hanya akan menjadi potret komik hitam tentang hak, sebanding dengan film Greenfield 2012 The Queen of Versailles. Ternyata, lebih dari itu. Film ini adalah gambaran yang lebih besar dan tragis, dari tirani dan koruptor di Filipina, yang mungkin sejajar dengan film The Act of Killing (2012) dan The Look of Silence karya Josh Oppenheimer (2012) dan The Look of Silence (2014) tentang penindasan dan pembantaian di Indonesia.

Sumber: theguardian

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO