Savana Sadengan Alas Purwo, Merekam Keganasan Hukum Rimba

Savana Sadengan Alas Purwo, Merekam Keganasan Hukum Rimba ?Wisatawan sedang menikmati gerak sekumpulan banteng yang sedang merumput di padang savana Sadengan. Foto:rosihan c anwar/bangsaonline

Sebuah alas yang menjadi Taman Nasional ini memang seakan menantang siapapun yang menginginkan petualangan nyata. Berjarak sekitar 60 km dari Kota ini, para petualang sudah mendapatkan tantangan nyata, ketika sampai di portal .

Dengan tiket yang cukup mahal, Rp 150 ribu, petualang sudah ‘berhadapan’ dengan jalan yang cukup rusak. Disarankan menggunakan trail atau mobil doble gardan agar bisa menaklukkan rusaknya jalan. Lebih-lebih usai hujan, jalan licin kian menjanjikan tantangan nyata.

“Memang alas purwo ini dibiarkan begitu. Tentu kami harus duduk satu meja dulu dengan pihak pengelola Taman Nasional , jika ingin memoles. Tetapi faktanya, justru para turis, baik wisman maupun lokal, lebih menyukai tantangan nyata. Jalan mulus bagi mereka malah tak menarik samasekali. Ini juga yang kami terapkan di wisata Kawah Ijen yang masuk Taman Nasional Meru Betiri,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas.

memang menjanjikan real adventure. Dan ini memang menjadi potensi Jawa Timur. Ada empat taman nasional di Pulau Jawa, ada tiga di Jawa Timur, yaitu Baluran, Meru Betiri dan . Dan dua di antaranya, ada di Kabupaten , yaitu dan Meru Betiri,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya, usai acara thank’s giving, di Pendopo Pemkab , akhir pekan lalu.

“Jatim itu mempunyai 767 destinasi wisata yang eksotik, dan sebagian besar berada di taman nasional. Untuk itu, pengembangan wisata tak jauh dari Taman Nasional itu,” kata Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim Rusmiati.

Wajar jika menyusuri , laiknya bertarung di arena offroad, dengan menjanjikan bahwa di ujung sana, terdapat keindahan alam yang masih perawan. Dan, kitalah yang menjamahnya!

Ada beberapa destinasi di , meliputi pantai dari laut selatan Triangulasi, G-Land atau Plengkung, Pancur, Ngagelan. Juga padang savana Sadengan, dan hutan mangrove Bedul.

Sayangnya, tim wartawan dari Surabaya, tak bisa mendatangi semua karena keterbatasan waktu.Yang berhasil dikunjungi adalah penangkaran penyu Ngagelan, padang savanaSadengan dan hutan mangrove di blok Bedul.

Ngagelan adalah tempat penangkaran penyu semi alami. “Ketika musim penyu bertelur yaitu pada bulan April hingga Agustus, ribuan telur berhasil kami tangkarkan,” kata Purwadi, petugas pemeliharaan penyu di Pondok Kerja Unit Penetasan Penyu Semi Alami Ngagelan.

Penyu-penyu yang bertelur di pantai Ngagelan meliputi jenis penyu Abu-abu, penyu sisik, penyu belimbing dan penyu sisik. “Kalau kita ketemu induknya, maka kita pasang tagging. Pernah penyu yang sama kembali bertelur di sini. Dan juga pernah penyu jenis belimbing seukuran panjang 2 meter, bertelur di sini,” kata Purwadi.

Ketika musim penyu bertelur, Purwadi, bersama lima orang petugas yang sama, rutin berpatroli di pantai, sejak tengah malam hingga dini hari. Ketika ada penyu bertelur maka, pihaknya mengabadikan, memasang tagging, dan memindahkan telur ke tempat penangkaran semi alami.

“Kami menyelamatkan telur penyu dari musuh alaminya, yaitu predator biawak dan babi hutan,” kata dia.

Berbeda lagi dengan cara patroli petugas di Padang Savana Sadengan. Mereka melakukan ‘patroli’ untuk mengetahui pergerakan hewan liar. Khususnya banteng.

Padang savana ini, umumnya didatangi kelompok banteng, kelompok burung merak, elang jawa, elang laut, rusa timor, anjing hutan atau ajag, katak pohon bergaris, trenggiling, macan tutul, macan kumbang, dan tentu saja babi hutan. Mereka melakukan pemantauan dari menara pantau setinggi sekitar 10 meter. Wisatawan pun bisa melakukan hal sama, memantau dengan menggunakan teropong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO