Tafsir Al-Isra' 44: Kesaksian Sahabat Terhadap Makanan Bertasbih

Tafsir Al-Isra Ilustrasi makanan: Tiwul.

Pertama, balok atau potongan kayu dari pohon kurma yang dipakai nabi berpijak ketika beliau berkhutbah. Balok itu layaknya mimbar dan diletakkan dekat mihrab atau pengimaman pada awal hijrah ke Madinah. Setelah manusia bertambah banyak dan keuangan para sahabat mulai mapan, mereka membuat mimbar yang lebih bagus dan layak. Balok disingkirkan dan nabi berkhutbah di atas mimbar baru.

Subhanallah, balok itu menangis dan merintih bak orang dirundung kesedihan. Rintihan balok itu didengar oleh banyak sahabat yang shalat jum'ah sehingga pada tercengang menyaksikan. Rintihan balok kayu ini dikenal dengan istilah "hanin al-jidz'i" dan populer sekali dalam kitab tarikh dan al-Hadis.

Mendengar rintihan si balok kayu, nabi mulia itu menghampiri dan mengelusnya. Dengan izin Allah SWT rintihan berhenti dan tidak terdengar lagi. Nabi lalu melanjutkan khutbah.

Kedua, Jabir ibn Samurah bertutur, bahwa dia mendengar nabi Muhammad SAW berkisah mengenang masa lalu saat di Makkah sebelum diutus menjadi nabi. Kata beliau: "Aku pernah melihat sebuah batu besar di kota Makkah yang berucap salam kepadaku. Aku masih ingat di mana letak batu itu sekarang. Hadis ini ada di Shahih Muslim.

Ketiga, adalah Abdullah ibn Mas'ud yang ikut jamuan makan bersama Rasulullah SAW. Para sahabat dengan jelas mendengar bagaimana makanan itu bertasbih. Shahih al-Bukhary menuturkan hadis senada yang intinya sebagian sahabat mendengar ada makanan bertasbih. Lebih lanjut bisa dibaca di Al-Luma' al-Lu'luiyah buah karya al-imam al-Fadary. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO