Kisah Pemuda Pacitan Selama Empat Bulan di Pasigala, Berhasil Mendirikan 235 Rumah Panggung

Kisah Pemuda Pacitan Selama Empat Bulan di Pasigala, Berhasil Mendirikan 235 Rumah Panggung Hartono, Tenaga teknis LPTP. foto: YUNIARDI SUTONDO/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Menjadi tenaga teknis di daerah terdampak bencana bukanlah hal yang mudah. Apalagi di luar pulau dengan kondisi geografis cukup menantang.

Itulah gambaran kecil yang pernah dilakukan Hartono, salah seorang tenaga teknis dari Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) yang selama empat bulan ini ikut terjun di daerah terdampak bencana di Palu.

"Selama empat bulan saya bersama dengan tim dari LPTP ikut berkecimpung melakukan recovery terhadap warga terdampak bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala)," ujar pria asal Desa Nanggungan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan ini, Rabu (29/5).

Selama empat bulan lebih, ia harus bergelut dengan medan yang begitu sulit lantaran hampir mayoritas rumah terdampak bencana berada di lereng dan kawasan perbukitan. Belum lagi saat memberikan pemahaman kepada warga terdampak yang tempat kediamannya direlokasi, butuh ketelatenan dan kesabaran khusus.

"Tipikologi masyarakat di sana (Pasigala) dengan Pacitan jauh berbeda. Sehingga memang butuh ketelatenan dan pendekatan khusus. Baik sosiologi maupun pemahaman teknis agar mereka bersedia untuk direlokasi," jelasnya.

Sekalipun hanya mendapatkan imbalan yang relatif kecil, namun bagi Hartono, sekilas cerita sebagai tenaga teknis di daerah terdampak bencana tersebut, akan menjadi pengalaman tersendiri dalam hidupnya. "Setidaknya kalau di Pacitan ada bencana, kami ada sedikit pengalaman untuk ikut terjun membantu pemerintah dalam menangani masalah di lapangan. Namun semoga saja Pacitan ini aman dari musibah, berkat lindungan Allah SWT," harap bapak satu anak ini pada pewarta.

Menurut Hartono, selama empat bulan mengabdi sebagai tim teknis, ia telah merampungkan sekitar 235 perumahan panggung sebagai alternatif recovery pasca bencana. Perumahan ini memang sangat representatif didirikan di daerah dengan tingkat kerawanan bencana sangat tinggi seperti di Palu tersebut.

"Rumah panggung itu selain efisien dari sisi anggaran yang hanya Rp 15 juta, juga tahan terhadap getaran gempa. Karena itu, di Pacitan ini mungkin juga layak untuk didirikan bangunan panggung utamanya di titik-titik rawan bencana," ceritanya.

Akan tetapi, lagi-lagi ia tetap berharap Pacitan terhindar dari segala musibah. Sehingga masyarakat bisa hidup nyaman, damai dalam menjalankan aktivitas. (yun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO