Kisah Asmara Sesama Jenis Latari Kasus Mutilasi Guru Honorer di Blitar, Pelaku Menangis Minta Maaf

Kisah Asmara Sesama Jenis Latari Kasus Mutilasi Guru Honorer di Blitar, Pelaku Menangis Minta Maaf Aris Sugianto dan Azis, dua orang pelaku mutilasi Budi Hartanto dihadirkan Polda Jatim di depan awak media saat menggelar rilis, Senin (15/4). foto: ANATASIA/ BANGSAONLINE

"Dia mau ngasih ke korban, ternyata yang bersangkutan tidak memiliki uang lalu pinjam kepada AJ. Namun AJ juga tidak memiliki uang, lalu korban marah-marah. Di situ diingatkan sama saudara AJ, namun menurut keterangan AJ, korban tidak terima dan menampar AJ sembari mengatakan 'bahwa ini bukan urusan kamu','' tutur Kombes Pol Gupuh.

Setelah melakukan pertemuan di kamar, lanjut Gupuh, korban keluar sambil marah-marah. Selanjutnya korban, sebagaimana pengakuan AJ, mengambil golok.

"Menurut keterangan AJ, korban mengambil pisau ini yang kebetulan terletak di dalam balai-balai tempat duduk di luar, lalu diayunkan kepada AJ, tapi ditangkis dan golok bisa direbut AJ. AJ kemudian menyabitkan golok ke lengan kiri korban. Korban kemudian teriak-teriak minta tolong sampai terjongkok terpelungkup. Dan di situ dilakukan pembacokan berkali-kali oleh AJ dibantu AS," terang Gupuh.

Sementara mengenai proses , Gupuh menerangkan, sesuai keterangan pelaku, saat korban sudah meninggal, korban dimasukkan ke koper namun tidak cukup. Korban lalu dikeluarkan lagi dari koper, kemudian AS mendorong untuk dipotong saja kepalanya.

"Koper ini ambil dari rumah AS dan tas ini milik ibunya. Dan bilang ke ibunya bahwa kopernya dijual. korban ini memiliki uang 600 ribu di dompetnya, lalu ditunjukkan uang 600 ribu untuk bukti menjual koper. Dia membohongi ibunya," imbuhnya.

Korban dan pelaku sendiri diketahui berkenalan melalui aplikasi wot.net sejak bulan Juli 2018.

Sementara mengenai proses penangkapan para tersangka, Gupuh menuturukan pihaknya bekerja sama dengan Polda Metrojaya. Di mana, tersangka dikabarkan akan ke Jakarta setelah kejadian.

"Tersangka ke Ngawi tanggal 10 dan pesan tiket ke Lampung untuk tanggal 11. Kemudian kami kejar dan dilakukan pengembangan tersangka ke Lampung dengan menggunakan bis umum. Kami ikuti informasinya dari saudaranya yang di Ngawi,  dan mendapat keterangan tersangka sejak tanggal 7-10 April ada di Ngawi, lalu tanggal 11 dia berangkat. Kemudian kami informasikan ke teman-teman Polda Metro Jaya," jelasnya.

Di sisi lain, permintaan maaf pelaku kepada keluarga korban mendapat reaksi. Nasuka, paman Budi Hartanto, mengemukakan pihak keluarga korban belum bisa memaafkan perbuatan para pelaku yang telah me keluarganya.

"Yang jelas belum bisa memaafkan sekarang. Tidak tahu kalau besok-besok, siapa orangnya yang terima anaknya diperlakukan begitu bisa memaafkan," ungkap Nasuka, Senin (15/4).

Nasuka menegaskan, pihak keluarga telah menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan penanganan kasus keluarganya kepada aparat kepolisian. "Keluarga telah memasrahkan kepada aparat di polda," tambahnya.

Sebelumnya, Nasuka juga mengemukakan para pelaku dihukum yang setimpal dengan perbuatannya. Karena perbuatanya dilakukan pelaku sangat sadis.

"Tuntut para pelaku dengan seadil-adilnya. Karena perbuatannya sudah tidak manusiawi lagi," tandasnya. (ana/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO