Sekcam Pacitan Marah Besar, Dituding Dinkes Ada Sejumlah Camat Tak Peduli atas Wabah DBD

Sekcam Pacitan Marah Besar, Dituding Dinkes Ada Sejumlah Camat Tak Peduli atas Wabah DBD Bagus, Sekcam Pacitan saat memimpin apel pagi di UPT Puskesmas Tanjungsari. (foto: Yuniardi Sutondo/BO)

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Wabah DBD di Pacitan nampaknya berbuntut ke persoalan lain. Itu lantaran Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat pernah memberikan pernyataan pers yang seakan-akan menuding sejumlah camat tidak peduli atas merebaknya penyakit tersebut.

Mencuatnya pemberitaan tersebut membuat Sekertaris Camat (Sekcam) Pacitan, Bagus, marah. Ia menilai tudingan itu sepihak. Menurutnya, kecamatan memang tidak punya kompetensi secara teknis terkait persoalan penyakit DBD. 

"Secara teknis kami tidak memiliki kompetensi soal itu (DBD). Kami hanya menjalankan fungsi koordinatif seandainya ada persoalan-persoalan di wilayah kerja kami. Soal DBD, tahun lalu Pak Camat pernah menyampaikan lewat grup aplikasi chatting WhatsApp. Namun apa yang terjadi, informasi itu justru mendapat marah besar dari atasan," ujar Bagus sesaat setelah memimpin apel pagi di UPT Puskesmas Tanjungsari, Pacitan, Senin (4/2).

Menurut Bagus, kasus DBD terbesar memang ada di cakupan pelayanan Puskesmas Tanjungsari, yakni tersebar di 15 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Pacitan. "Namun yang tertinggi ada di Kelurahan Ploso," bebernya.

Pada kesempatan tersebut, Bagus malah balik menyoal Dinkes terkait bantuan operasional kesehatan (BOK) yang dinilai implementasi belum sesuai. Padahal, nilai anggarannya cukup besar. Khususnya di wilayah pelayanan UPT Puskesmas Tanjungsari, ada sebesar Rp 750 juta dalam setahun. 

"SPPD cukup besar, namun hal tersebut kami tengarai belum sesuai dengan aksi lapangan yang dilakukan. Seperti gerakan PSN ataupun Jumantik," bebernya.

Kemarahan orang nomor dua di Kecamatan Pacitan saat apel pagi itu mendapat reaksi keras dari Kepala UPT Puskesmas Tanjungsari, drg Suprapti dan beberapa staf. Ia menilai hal tersebut sangat berlebihan. Apalagi sampai mendatangkan banyak wartawan. 

"Persoalan ini kan bisa kita bicarakan di dalam (kantor). Nggak pas kalau di sini, apalagi ada banyak wartawan. Kami juga sudah ditunggu pasien untuk memberikan pelayanan," timpalnya di sela-sela pelaksanaan apel.

Soal DBD, pihaknya mengaku sudah menyampaikan melalui WhatsApp grup UPT Puskesmas. "Akan tetapi tidak ada tanggapan. Sekali lagi tidak ada tanggapan," ungkap Suprapti.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis belum diperoleh konfirmasi dari Dinkes setempat. Terutama soal pernyataan yang menuding sejumlah camat tak peduli dengan wabah DBD di wilayahnya. (yun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO