Tafsir Al-Isra 13-14: "Karamah" Presiden Jokowi

Tafsir Al-Isra 13-14: "Karamah" Presiden Jokowi Jokowi dalam sebuah acara. foto: TEMPO

Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .

Wakulla insaanin alzamnaahu thaa-irahu fii ‘unuqihi wanukhriju lahu yawma alqiyaamati kitaaban yalqaahu mansyuuraan (13). Iqra/ kitaabaka kafaa binafsika alyawma ‘alayka hasiibaan (14).

Dari dua ayat studi ini, terbaca ada tesis bahwa buku catatan itu digelar terbuka, "kitaaban yalqaahu mansyuuraan" (13). Sedangkan pada ayat 14 menunjuk, di hari akhir nanti, setiap orang bisa membaca buku amal masing-masing. Ayat yang menggiring manusia ke alam akhirat ini menyentil kita agar obyektif terhadap diri sendiri, jujur terhadap amal perbuatan, sehingga hasilnya pasti.

Itulah, maka kemunafikan dilarang dalam agama. Kemunafikan hanyalah belagu sesaat, tapi kosong, karena hanya kepura-puraan belaka. Seperti bangkai, meski dibungkus dengan kertas emas, tetap saja akan berbau nantinya.

Bila kita timbang-timbang soal lagak setiap presiden negeri ini, kiranya cukup beralasan, jika pak Jokowi adalah presiden yang paling piawai soal pencitraan dibanding presiden-presiden sebelumnya. Memanfaatkan katuranggannya yang sederhana dan memelas sungguh modal utama untuk membius rakyat menjadi klenger terbuai dan mengelu-elukan sebagai sosok merakyat. Dan itu benar terjadi di rakyat awam.

Bingkisan dan sepeda yang dibagikan setiap kunjungan, makan mie di pujasera, belanja di mall, naik pesawat komersial, ikut komunitas motor gede, dan lain-lain sungguh punya sedikit kemiripan dengan pribadi al-khalifah Umar ibn al-Khattab. Umar aktif beronda malam, melihat sendiri kondisi rakyat hingga ke lapisan super bawah. Lalu menggotong sendiri sekarung gandum diberikan keluarga miskin yang kelaparan. Jika sebuah amal kebajikan dilakukan secara tulus, maka itu ibadah berpahala. Semoga apa yang dilakukan pak Jokowi seperti itu, bukan karena menutup-nutupi kepincangan.

Bius pak Jokowi itu ampuh sekali, terbukti dengan diamnya rakyat meskipun ekonomi tak menyenangkan. Harga BBM naik berkali-kali secara diam-diam, tarif dasar listrik naik seenaknya, subsidi dicabuti, pajak naik tinggi, impor terus-terusan, ekspor lesu sekali, gini ratio tinggi, utang luar negeri menjadi-jadi, kemarin kurs rupiah anjlok parah hingga ke level Rp.14.500 lebih,- per dolar Amerika. Itu sudah disuntik miliaran oleh B.I. Andai tidak..?

Ajaib, tapi rakyat tenang-tenang saja bak monyet tertiup angin sepoi. Dulu, harga BBM naik sedikit saja, demonya massif, brutal, dan berbulan-bulan. Mengutuk pemerintah sebagai menyengsarakan rakyat kecil, neolib, pro asing, budak IMF, antek Amerika dan lain-lain. Kemampuan Jokowi membius ini perlu kita apresiasi, dan itulah salah satu "karomah" presiden Jokowi.

Sumber: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO