Di Blitar, Datang ke TPS Serasa Hadiri Kondangan Pernikahan

Di Blitar, Datang ke TPS Serasa Hadiri Kondangan Pernikahan TPS 018 di RT 01 RW 07 Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar TPS ini dihias mirip pesta hajatan pernikahan ala Jawa.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Datang untuk menyalurkan hak pilih Pilgub Jatim tak terasa seperti sedang berada di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Warga justru merasa sedang berada dalam pesta pernikahan. Bagaimana tidak, TPS 018 di RT 01 RW 07 Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota TPS ini dihias mirip pesta hajatan pernikahan ala Jawa.

Yudha Prasetyo ketua RT setempat mengatakan, konsep menghias TPS mirip orang punya hajatan itu merupakan ide dari warga. Ide muncul setelah melihat kedua pasangan cagub-cawagub sama-sama terdiri dari sepasang perempuan dan laki-laki.

Selain itu filosofi dari hajatan pernikahan adat Jawa adalah agar pesta demokrasi Jawa Timur ini digelar dengan guyub rukun seperti orang sedang punya hajatan.

"Kedua paslon cagub-cawagub adalah sepasang laki-laki dan perempuan, sama dengan pasangan pengantin yang nantinya diharapkan bisa membawa Jawa Timur lebih maju. Selain itu hajatan pernikahan adat Jawa juga mencerminkan tradisi guyup rukun antar warga," papar Yudha Prasetyo, Rabu (27/6/2018).

Pantauan di lokasi, begitu masuk area TPS, suasana resepsi pernikahan ala Jawa sangat kental terasa. Di depan pintu masuk TPS terdapat penjor dari janur kuning, pager ayu dari kelapa gading, tebu ireng, dan pohon kelapa juga terlihat di sisi kiri dan kanan pintu masuk.

Tak lupa bleketepe dari anyaman janur kuning sebagai ucapan selamat datang terpasang di atas pintu masuk TPS. Di dalam TPS, terdapat dekorasi pengantin berbentuk gebyok. Seluruh petugas TPS juga menggenakan beskap dan blangkon.

Menurut Yudha, dengan tema ini warga juga lebih antusias menyalurkan hak suaranya. Terbukti hingga pukul 11.00 wib, dari 354 warga sekitar yang masuk DPT, 80 persennya sudah datang ke TPS untuk nyoblos.

Untuk menghias TPS, warga dan panitia pemungutan suara patungan menggunakan dana dari swadaya masyarakat, dana dari KPU, dan dari kas RT. "Dana kami dari swadaya warga, kas RT dan dari KPU.

"Tapi perlengkaoan pesta seperti tenda dan kursi dipinjami warga kami karena kebetulan memiliki persewaan alat pesta. Kalau dana yang dikeluarkan hanya Rp 1,8 juta, yang Rp 2 juta uang khas RT dan yang Rp 800.000 dari KPPS," kata Yudha. (ina/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ikuti Google Maps, Mobil Pikap di Blitar Dilewatkan Jembatan Bambu, Nyaris Terporosok':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO