Serunya Sesi Puncak Debat Publik I Pilbup Jombang, 'Debat Kusir' antar Paslon

Serunya Sesi Puncak Debat Publik I Pilbup Jombang, Para paslon foto bersama usai debat. foto: BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Sesi puncak debat publik pertama Pilbup Jombang berlangsung seru dan menarik, Sabtu (12/5) malam. Dalam sesi ini, masing-masing paslon dipersilakan bertanya ke paslon lain. Di babak pertama, pertanyakan yang diajukan adalah pertanyaan dibuat oleh tim perumus.

Sesi ini dimulai dari paslon nomor urut 1 (Mundjidah-Sumrambah) yang memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut 2 (Nyono-Subaidi). Dalam pertanyaan yang dibacakan Sumrambah, pertanyaan tersebut tentang bagaimana cara menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kondusif. Sebab, dalam visi-misi paslon 2, disebutkan bahwa mereka bertekad akan mencipatkan 15 ribu wirausaha.

Menjawab pertanyaan ini, Subaidi mengaku sudah menyiapkan strategi berupa program terintegrasi untuk menciptakan wirausahawan baru. Program tersebut berupa pembinaan, perbantuan modal, dan pengembangan produk.

"Saya sudah bertemu dengan banyak wirausahawan muda, dan program ini yang akan sayasiapkan untuk mereka. Misalnya di Keplaksari, nantinya di bagian selatannya akan kami manfaatkan dan bangun untuk pusat perdagangan industri kecil," bebernya.

"Apalagi, Jombang akan menerima bonus demografi, dan puncak bonus demografi itu pada tahun 2025," sambungnya.

Menanggapi pernyataan Subaidi, Sumrambah kemudian menyatakan bahwa bonus demografi bagaikan dua sisi mata pisau. "Bonus demografi ini bisa menjadi aliran positif atau negatif. Apabila pemerintah tidak bisa memberikan treatment, maka akan jadi negatif. Harus ada langkah yang jelas untuk memanfaatkan bonus demografi agar tidak sia-sia," katanya.

"Permasalahan wirausaha tidak hanya modal, karena itu tindakannya harus holistik, harus ada treatment untuk pembinaan, pengembangan, dan sistem perizinan," timpalnya.

Selanjutnya giliran paslon nomer 2 memberikan ke nomor 3 (Syafiin-Choirul). Pertanyaan yang diajukan adalah terkait bagaimana strategi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di saat PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Jombang mengalami transisi.

"Jombang saat ini mengalami transisi PDRB. Saat ini yang dominan dalam pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan dan jasa dengan angka 22,8 persen dengan nilai 7,2 triliun. Sektor ini menggeser pertanian. Bagaimana langkah konkret untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan melihat transisi PDRB ini," tanya Subaidi kepada paslon 3.

Menanggapi pertanyaan paslon nomor urut 2, paslon nomor urut 3 yang diwakili Gus Syaf -sapaan Syafiin- balik mengkritik kebijakan Pemkab Jombang yang menurutnya selama ini belum pro terhadap masyarakat kalangan menengah ke bawah.

"Kondisi ekonomi di bawah memprihatinkan. Pertanian Jombang itu subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Selain itu investasi di Jombang sulit, pajaknya mahal, izinnya sulit. Sedangkan di sektor pertanian, selama ini di Jombang tidak ada satupun yang dibenahi, bagaimana irigasinya dan sebagainya," ujar Gus Syaf.

Giliran mendapat kesempatan menanggapi tudingan Gus Syaf, Subaidi lantas membantah jika mengurus perizinan di Jombang sulit. Menurutnya, penyumbang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jombang 22 persennya adalah sektor industri dan jasa, disusul sektor pengolahan industri di angka 19 persen. "Kalau perizinan bermasalah tidak akan ada peningkatan di sektor tersebut," tegasnya.

Subaidi kemudian kembali mengulang pertanyaannya kepada paslon 3. "Bagaimana strategi anda untuk meningkatkan perekonomian di saat terjadi transisi PDRB dari sektor pertanian ke perdagangan dan jasa?," tanya Subaidi.

Terkait hal ini, Gus Syaf lagi-lagi mengkritik kebijakan Pemkab Jombang saat ini yang menurutnya belum menyentuh masyarakat kelas bawah. Ia mencontohkan pemberian izin terhadap minimarket yang dinilainya terkesan diobral.

"Praktek di lapangan memprihatinkan, banyak Alfamart bebas berdiri. Seharusnya dipikirkan radiusnya dengan pasar tradisional dan toko kecil. Ini yang membuat pedagang kecil tidak bisa tumbuh karena banyaknya minimarket," katanya.

"Bagaimana ekonomi bisa berkembang kalau pedagang kaki lima jam 12 sudah tutup," tambahnya.

Selanjutnya, giliran paslon nomor 3 memberikan pertanyaan ke paslon nomor 1. Pertanyaan kali ini adalah seputar pendidikan. "Bagaimana anda meningkatkan pendidikan inklusif dan terjangkau? Serta, bagaimana upaya anda menciptakan kawasan disabilitas? Sebab, sektor pendidikan menjadi bagian penting untuk peningkatan IPM," ujar Gus Syaf saat membacakan pertanyaan.

Pertanyaan ini dijawab oleh Sumrambah mewakili paslon nomor 1. Dalam paparannya, ia menyatakan sudah menyiapkan program beasiswa untuk warga kurang mampu dan seragam gratis untuk siswa SD/MI dan SMP/MTs. "Program ini bisa mengurangi beban masyarakat," katanya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO