Pakde Karwo Optimis Budaya Mampu Selesaikan Perselisihan Jawa-Sunda

Pakde Karwo Optimis Budaya Mampu Selesaikan Perselisihan Jawa-Sunda Gubernur Jatim Dr H Soekarwo Gubernur Jabar Kang Aher Wakil Gubernur DIY dan Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar membuka acara Harmoni Budaya Jawa-Sunda 2018 di depan Gedung Sate, Bandung.

Kang Aher menegaskan, bahwa harmoni ini turut menjadi sejarah dan terobosan yang tepat untuk menyatukan Indonesia. Pasalnya, jumlah etnis Jawa mencapai 42% dari seluruh etnis di Indonesia, sedangkan etnis Sunda mencapai 14%. Jika digabungkan, jumlahnya mencapai 56% atau separuh lebih dari seluruh etnis di Indonesia.

“Artinya jika masalah Jawa dan Sunda selesai, maka perkara-perkara besar di Indonesia juga selesai,” imbuhnya.

Ditambahkan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rekonsiliasi Sunda-Jawa yang digelar di Surabaya pada bulan Maret lalu. Pada waktu itu ditandai dengan digantinya nama dua jalan arteri di Kota Surabaya dengan simbol kesundaan yakni, Jl. Prabu Siliwangi menggantikan Jl. Gunungsari, dan Jl. Sunda menggantikan Jl. Dinoyo. Sedangkan untuk penamaan Jl. Majapahit di Bandung menggantikan Jl. Gasibu, dan Jl. Hayam Wuruk menggantikan Jl. Cimandiri.

“Saat di Surabaya maupun DIY judul besarnya yakni rekonsiliasi Sunda-Jawa, namun di sini kami mengangkat tema harmoni Jawa-Sunda. Ini merupakan bentuk saling penghormatan diantara kami,” tukasnya.

Kang Aher menjelaskan, bahwa penamaan jalan ini sudah melewati musyawarah dan diskusi dengan berbagai pihak mencakup sejarawan, wan, dan akademisi. Pihaknya juga akan segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat Bandung sehingga tidak akan ada masalah kedepannya.

“Mari kita membangun harmoni secara bersama-sama, sehingga secara psikologis akan menghilangkan sekat antara Jawa dan Sunda,” harapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan, kegiatan ini memberi nilai yang sangat penting dalam rangka upaya meningkatkan promosi potensi DIY, Jatim dan Jabar ke masyarakat luas. Selain itu, juga sebagai media untuk memupuk dan memkan nilai-nilai adat dan serta kesenian yang ada.

“Mari kita bangkitkan nilai-nilai lokal tradisional sehingga memunculkan kreativitas yang menjadi sehat bagi bangsa,” ungkapnya.

Paku Alam X berharap, kegiatan harmoni ini tidak hanya dilihat dari sisi penyelesaian konflik Jawa-Sunda saja, namun lebih kepada pembangunan potensi daerah secara luas. “Baik Jabar, Jatim maupun DIY masing-masing memiliki keunggulan, maka jika kerjasama ini ditingkatkan tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tiga daerah,” terangnya.

Untuk menyemarakkan acara ini juga menyumbangkan satu tarian menarik yakni Geleng Ro’om yang berasal dari Pulau Madura. Sedangkan juga menghadirkan tarian yang tak kalah menariknya persembahan dari Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (ISBI).

Turut hadir Kepala DPRD Prov. Jatim Abdul Halim Iskandar, Forkopimda di lingkup , perwakilan masyarakat dari Jl. Sunda (eks. Jl. Dinoyo Surabaya), pejabat di lingkungan OPD Prov. Jabar, dan beberapa pejabat di lingkup OPD Prov. Jatim. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO