Tafsir Al-Isra 1: Malam, Waktu Kerjanya Jin Bayaran

Tafsir Al-Isra 1: Malam, Waktu Kerjanya Jin Bayaran Ilustrasi

Jika dipertanyakan, kenapa para tukang sihir, para dukun musyrik hanya kerja pada malam hari? Hal itu karena sangat terkait dengan kesempatan para jin bayaran yang disewa untuk mengantarkan tenung yang dikirim kepada orang tertentu. Jin hanya bisa kerja di malam hari dengan sangat lihai dan rahasia. Bayarannya tentu bukan uang, melainkan akidah dan keimanan.

Selanjutnya, Jin diberi kemampuan mengubah dimensi benda-benda fisis seperti jarum, paku, pecahan kaca menjadi nonfisis yang sangat lembut sehingga mudah dibawa terbang dan dimasukkan ke perut sasaran secara misteri. Setelah itu, cukup dibiarkan saja benda-benda fisis tersebut berubah menjadi fisis kembali seperti semula. Di dalam perut, benda santet itu sangat menyakitkan.

Meski demikian, sifatnya tetap dominan mantra nan gaib. Maka benar tidak terdeteksi oleh kecanggihan teknologi sehingga hasilnya nol tanpa penyakit. Jika benar demikian, maka pengobatannya kembali kepada nonfisis dan harus dilawan dengan kalimah thayibah, ayat-ayat suci, ruqyah nabawiyah oleh para ahli.

"..Laila", waktu malam, di mana obyek yang ditembak dengan sihir -biasanya - dalam keadaan lemah dan kosong, karena sedang tidur. Maka tidak heran, jika sore hari masih nampak sehat, tapi bangun tidur, tiba-tiba sakit mendadak. Itulah, maka agama memberi resep agar membaca-baca bacaan proteksi sebelum tidur, termasuk membaca ayat kursi, surah al-Falaq dan al-Nas, selain bacaan rutin " Bismik Allahumm ahya wa bi ismik amut".

Atas dasar hukum fisis ini, benarlah jika Allah SWT memeperjalankan hamba-Nya, Rasulullah Muhammad SAW dalam ekspedisi al-isra' wa al-mi'raj pada malam hari, meskipun Tuhan sangat kuasa memeperjalankan pada siang hari. Anda yang melakukan perjalanan malam, tentu terasa lebih nyaman, lancar dan jauh lebih cepat dibanding perjalanan siang yang banyak hambatan.

Itu artinya, meskipun Tuhan serba bisa segala-galanya, tapi tetap menepati sunnah-Nya, tetap disiplin mematuhi hukum alam yang dibuat-Nya sendiri. Adalah beberapa pelajaran berharga bagi umat manusia yang bisa dipetik dari gaya Tuhan ini, antara lain:

Pertama, agar dalam menggapai suatu tujuan tetap menempuh ikhtiar lahiriah, melakukan upaya-upaya lumrah sesuai kaedah kehidupan fisik, meski nanti ada kejutan-kejutan yang luar biasa melampaui fisis.

Kedua, meski seseorang sedang serba kuasa dan serba bisa, maka tetaplah berlaku wajar-wajar saja, tidak congkak dan tidak memanerkan kedigdayaan. Ketiga, demi lebih mudahnya mencapai tujuan dengan efektif dan efesien, seorang mukmin mesti pandai memfaatkan fasilitas sekecil apapun. Jika ada jalan tol atau ada jalan alternatif yang lebih representatif, maka manfaatkanlah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO