Banjir Bandang Sibak Hidup Sebatang Kara Bocah MI di Pacitan

Banjir Bandang Sibak Hidup Sebatang Kara Bocah MI di Pacitan Yudha Dwi Ardianto, bergantung hidup dari belas kasih sesama.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Ada sepenggal kisah memilukan dibalik hancurnya permukiman di RT 5/ RW 11 Lingkungan Teleng, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan saat banjir bandang melanda kawasan tersebut, Selasa (28/11) lalu. Itulah yang dialami Yudha Dwi Ardianto (11) salah satu bocah setempat.

Bocah kelas V dari seb‎uah MI itu tinggal sebatang kara. Saat air bah menggenangi kediamannya, kedua orang tuanya telah pergi entah ke mana. Kabarnya, bahtera rumah tangga kedua orang tua Yudha memang lagi berprahara beberapa lama sebelum terjadi musibah bencana alam tersebut. 

"Saya hanya tinggal sendirian di rumah saat banjir bandang. Bapak pergi, ibu sama adik juga pergi entah ke mana," tuturnya polos, Minggu (24/12).

Yudha mengungkapkan, sudah sejak lama ia berpisah dengan keluarga. Awalnya, bapaknya yang asli warga Sumatera pergi tanpa kabar. Tak lama berselang sang ibu bersama adiknya yang masih berusia 3 bulan juga ikut meninggalkan rumah mencari suaminya. 

Selama ditinggal merantau, Yudha hanya hidup ditemani Agus, kakaknya. Keduanya tinggal di sebuah rumah kecil berukuran 2,5 meter x 4 meter. Setelah musibah banjir bandang terjadi, derita Yudha tak kunjung usai. Sang kakak yang putus sekolah dari salah satu SMK swasta di Pacitan itu juga pergi tak jelas keberadaannya.

Kini, untuk bisa bertahan hidup dan melanjutkan sekolahnya, Yudha hanya bisa berharap belas kasih dari sesama. Meski masih memiliki seorang nenek, namun tak bisa lagi untuk bergantung.

Selain bersekolah, Yudha juga menjalankan aktivitas layaknya seorang ibu. "Sebelum pergi sekolah, saya nyuci baju dulu dan memasak seadanya," tuturnya. (yun/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO