Limbah Konveksi Diubah jadi Keset Karakter

Limbah Konveksi Diubah jadi Keset Karakter Iis menunjukkan keset karakter karayanya. foto: Disna/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Iis Oktiyani (42), warga kampung Jojoran III D, Surabaya memanfaatkan kain perca sisa konveksi miliknya menjadi keset berbagai karakter. Dengan dilabeli “Tap Tap Doormats”, dia berhasil meraup omzet omzet Rp 10 juta tiap bulan.

Idenya datang karena melihat banyak sisa kain dari usaha konveksi miliknya yang tidak terpakai. Kebetulan, pada waktu itu kampungnya ikut lomba kebersihan green and clean, jadi harus punya produk daur ulang.

“Dari situ baru terpikir untuk menggunakan sisa kain kaos dari konveksi untuk dijadikan suatu barang, dan yang terpikir saat itu adalah keset karena menurut saya itu yang paling mudah dibuat,“ tutur Iis.

Iis mengatakan, pembuatannya lebih mudah dari pada keset berbahan kain goni yang dibuat secara manual sehingga prosesnya rumit dan lama. Untuk keset ini dilakukan dengan teknik menjahit dengan mesin. Kain perca dipotong memanjang dan dibuat pola, barulah bagian tengahnya dijahit dengan mesin.

Ibu tiga anak ini mengatakan, sebelum menggeluti bisnis Keset Karakter, tahun 2013 ia memproduksi keset dari goni. Karena proses pembuatannya yang rumit dan lama, kemudian tahun 2014 Iis mengkreasikan keset menggunakan potongan kain kaos yang dibentuk menjadi beberapa karakter. Dari situlah ia mulai menjalankan bisnis keset karakter hingga sekarang. Bahkan ia sempat menjadi juara tiga kategori Home Industri di Balai Kota tahun 2016.

Produk buatannya memang masih dipasarkan sekitar Surabaya, namun ia tak jarang mendapat pesanan dari Bandung dan Pekanbaru, Riau. Selama ini teknik pemasaran yang dilakukan masih secara offline dan online, melalui WhatsApp, BBM, Facebook, Fanspage, dan Instagram. Biasanya pelanggan juga ada yang langsung datang kerumah untuk memesan.

Dibantu dua penjahit yang merupakan warga jojoran, tiap harinya Iis mampu membuat 2-3 keset karakter dengan berbagai macam bentuk seperti mobil, bunga, hello kitty, semangka, angry bird, nemo dan sebagainya yang dijual seharga Rp.35 ribu hingga Rp.50 ribu.

“Pekerjaan penjahit biasanya dibawa pulang, tapi untuk potong kainnya saya lakukan sendiri di rumah. Waktu banyak pesanan bisa 100-200 keset terjual dalam satu bulan, sedangkan kosong pesanan hanya 25- 40 keset. Untuk omzetnya sendiri Rp10 juta, itu saya bisa ambil laba 40 sampai 50 persen,” aku Iis.

Inovasi bisnis yang dijalankan Iis masih belum terealisasi, untuk sementara masih fokus bisnis karpet karakter dan konveksi, rencana kedepannya akan membuat karpet, sajadah, dan alas meja makan. (Disna/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO