
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Direktur YLBH Fajar Trilaksana, Andi Fajar Yulianto, menyuarakan keprihatinannya terhadap banyaknya anak di Indonesia yang mengalami eksploitasi dan kehilangan hak-haknya.
Ia menyoroti fenomena anak di bawah umur yang dipaksa bekerja, mulai dari berdagang di perempatan hingga meminta-minta di jalanan sebagai pengemis.
"Saya berharap momentum Hari Anak Nasional 23 Juli 2025, pemerintah lebih memperhatikan dan mencari solusi terhadap anak-anak yang haknya dirampas," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (24/7/2025).
Lebih lanjut, Fajar menegaskan pentingnya tanggung jawab bersama dalam memastikan anak-anak dapat tumbuh di lingkungan yang sehat, aman, dan bebas dari kekerasan serta diskriminasi.
"Kita punya tanggung jawab bersama dan harus memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan bebas dari kekerasan serta diskriminasi," cetusnya.
Ia juga memaparkan sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera ditangani oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Masalah-masalah tersebut meliputi stunting, kekerasan terhadap anak, termasuk dalam rumah tangga, tindak pidana kekerasan seksual, pencabulan, dan pernikahan anak di bawah umur yang berpotensi merusak masa depan anak serta rawan menimbulkan perceraian.
Menanggapi hal tersebut, Fajar menyerukan adanya komitmen bersama antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat demi terciptanya masa depan yang cerah bagi anak-anak Indonesia.
"Kita harus mampu melindungi anak-anak dari kekerasan dan diskriminasi terbebas dari para predator anak, memenuhi hak-hak anak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hukum yang optimal akan hak-hak sebagai anak bangsa serta kita upaya bersama untuk membangun lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak," paparnya.
Dengan semangat optimisme, ia percaya bahwa kolaborasi yang kuat dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik bagi generasi mendatang.
"Selamat Hari Anak Nasional 2025, anak Indonesia hebat menuju generasi emas," pungkasnya. (hud/mar)