Tangkapan Ikan Menurun, Pendapatan Awak Kapal Minim

Tangkapan Ikan Menurun, Pendapatan Awak Kapal Minim Sejumlah nelayan saat melakukan bongkar-muat hasil tangkapan ikan di PPP Tamperan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Sudah sepekan lebih, hasil tangkapan ikan nelayan di Pacitan menurun. ‎Menurut Sawal, salah seorang nelayan andon asal Pekalongan, merosotnya hasil tangkapan itu lebih disebabkan kondisi cuaca dan gelombang besar yang belakangan sering terjadi di perairan Pacitan.

"Biasanya dalam sepekan melaut, kami bisa menangkap 10-15 ton ikan. Tapi saat ini paling banyak hanya 5 hingga 7 ton," terangnya, saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), Tamperan, Minggu (13/8).

Tingginya ombak yang mencapai 3 hingga 4 meter, memang mengharuskan nelayan "berteduh" di tengah laut. Mereka tak berani melanjutkan pencarian ikan sebelum terpaan ombak besar itu mereda. "Ini hanya hasil dari rumpon-rumpon yang‎ kita pasang sebelumnya. Kalau hanya mengandalkan jala saja, gak sampai dapat segitu," jelasnya pada pewarta.

Dari hasil tangkapan yang mayoritas ikan cakalang serta tongkol tersebut, saudagar pemilik kapal yang paling diuntungkan. Mereka akan menangguk untung lumayan gede. Ikan-ikan tersebut dijual seharga Rp 7.000 per kilo gramnya (kg)‎ kepada para pedagang serta para pengepul. Sedangkan awak kapal masing-masing hanya mendapatkan upah tak lebih dari Rp 500 ribu. "Memang minim sekali Mas (wartawan, Red). Kadang nggak sebanding dengan risikonya," tutur Sawal.

Di tempat terpisah, Endi Suprapto petugas di UPT TPI Dinas Perikanan Pacitan, membenarkan merosotnya hasil tangkapan nelayan selama sepekan ini. Pada hari-hari normal, biasanya saat penimbangan hasil tangkapan rata-rata tak kurang dari 10 ton ikan berbagai jenis. "Namun saat ini rata-rata hanya sekitar ‎3 hingga 5 ton," tuturnya.

Endi menerangkan, hasil tangkapan akan kembali meningkat setelah badai dan gelombang pasang mereda dalam beberapa hari ke depan. (yun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO