Dorong Masyarakat Cinta Lautan, Surabaya segera Punya SMK Kelautan

Dorong Masyarakat Cinta Lautan, Surabaya segera Punya SMK Kelautan ?Wali Kota Surabaya menyalami satu mahasiswa AAL. foto:humas/BANGSAONLINE

SURABAYA (bangsaonline) - Sebagai bangsa bahari, warga Kota Surabaya diharapkan agar lebih tertarik kepada laut. Tidak hanya dengan menjadi taruna dan taruni di Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, tetapi juga memaksimalkan potensi laut yang selama ini belum tergarap.

Pesan itu disampaikan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ketika menerima taruna dan taruni AAL sebagai warga baru Kota Surabaya di Balai Kota Surabaya, Minggu (20/7). Ada 100 orang taruna angkatan 62 yang akan menjalani pendidikan di AAL di Kota Surabaya yang kemarin diterima walikota. Kebanyakan mereka berasal dari Surabaya, Malang, Jakarta dan juga dari luar pulau Jawa seperti Papua dan Maluku. Dari jumlah tersebut, 90 orang merupakan taruna dan 10 orang adalah taruni. Mereka didampingi Wakil Gubernur AAL, Laksamana Pertama TNI Dedy Yulianto.

“Semoga kehadiran para taruna dan taruni ini mendorong anak-anak Surabaya lebih tertarik kepada laut. Bukan hanya diangkat menjadi AAL, tapi juga jadi pelaut. Sebab, banyak potensi dan kekayaan laut yang bisa dimaksimalkan,” jelas Walikota Tri Rismaharini.

Untuk lebih mendorong kecintaan anak-anak Surabaya pada laut, walikota menyebut di Surabaya akan segera memiliki SMK Kelautan. Selama ini, Pemkot Surabaya sudah memberikan beasiswa kepada para siswa-siswi di Surabaya untuk masuk ke SMK Pelayaran untuk menjadi nahkoda, pengarah kapal termasuk juga teknik perkapalan.

“Saya pengennya didirikan juga SMK Kelautan. Rencananya tahun ini mulai dibangun. Lokasinya di Balas Klumprik. Itu lebih fokus pada tekologi kelautan meliputi pascapanen laut, olahan hasil laut karena lautan kita sangat kaya. Sayang sekali kalau diambil bangsa lain karena kita tidak bisa mengolahnya,” ujar walikota.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Tri Rismaharini mengatakan, Kota Surabaya relatif terbuka bagi semua etnis. Faktanya, ada banyak etnis yang bisa hidup rukun berdampingan dengan warga asli Surabaya. Bahkan, itu harmoni itu sudah terjalin sejak era Bung Tomo memimpin arek-arek Suroboyo dan juga orang-orang dari luar Surabaya untuk bertempur melawan sekutu pada November 1945 silam. “Jadi tidak usah canggung, di Surabaya ada banyak warga yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” kata walikota.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO