Harga Daging Ayam Melonjak Jelang Ramadhan, Peternak di Jombang malah Minim Untung

Harga Daging Ayam Melonjak Jelang Ramadhan, Peternak di Jombang malah Minim Untung

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Semakin dekatnya Bulan Suci Ramadhan dibarengi dengan melonjaknya harga sejumlah kebutuhan pokok, termasuk daging ayam, malah membuat peternak minim memperoleh keuntungan.

Untuk saat ini di sejumlah pasar tradisional Jombang, harga daging ayam rata-rata Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogramnya. Namun, tingginya harga daging ayam di pasar ternyata berbanding terbalik dengan harga di kalangan peternak ayam. Harga saat ini per kilogram hanya Rp 17,5 ribu. Peternak pun mengaku hanya untung tipis saat ini.

“Bahkan pada Januari hingga April 2017, kita harus merugi karena harga per kilogram dari kami (peternak, red) hanya Rp 15,5 ribu hingga Rp 16,5 ribu,” kata Warsubi, peternak ayam asal Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jumat (19/5/2017).

Warsubi yang juga sebagai kepala desa setempat ini menambahkan, meski pada awal Januari 2017 cenderung merugi, namun dia tetap terus mengisi kebutuhan ayam. Tidak hanya untuk Jombang saja, melainkan juga untuk pasar di Papua dan Kalimantan.

“Saat ini harga Rp 17.500 kami hanya untung Rp 1.000. Jadi kita beda dengan pedagang di pasar. Kalau kita terkait dengan biaya pakan, vaksin dan sebagainya. Kalau pedagang dipasar mau harga daging ayam murah atau mahal tetap untung,” ujarnya.

Mahalnya daging ayam di pasaran, menurut Warsubi tidak lepas dari panjangnya mata rantai distribusi dari peternak hingga pedagang pengecer di pasar. "Dari peternak masih ditampung pengepul. Kemudian baru ke pemotong dan terakhir baru pedagang pengecer di pasar. Wajar saja masing-masing mengambil untung hingga akhirnya menjadi mahal," bebernya.

Kendati begitu, menurut Warsubi, harga saat ini di pasar masih termasuk ideal lantaran belum mencapai diatas Rp 30 ribu per kilogram. Dengan begitu para konsumen tidak beralih ke lauk pauk yang lebih murah yang juga membawa dampak kalangan peternak rugi lantaran menurunnya permintaan.

’’Jika harga di pasar sudah diatas Rp 30.000 hingga Rp 31.000 itu baru bisa dikatakan tidak wajar,’’ tandasnya. (rom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO