Antisipasi Ekspansi Antrax, Dinas Pertanian Pacitan Periksa Sample Tanah

Antisipasi Ekspansi Antrax, Dinas Pertanian Pacitan Periksa Sample Tanah Agus Sumarno

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Endemik anthrax diduga tengah berekspansi ke wilayah Timur, . Namun begitu, Dinas Pertanian setempat masih belum memberikan prioritas dilaksanakannya vaksinasi terhadap ternak yang ditengarai terinfeksi bakteri mematikan itu. Untuk sementara, pelaksanaan vaksinasi masih dipusatkan di wilayah Barat. Sebab di tiga kecamatan, yakni Punung, Pringkuku, serta Donorojo, dinyatakan positif adanya penyebaran bakteri anthrax, sejak tahun 2016 lalu.

Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten , Agus Sumarno mengatakan, pekan kemarin pihaknya bersama Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa-Timur (Jatim), Direktorat Jenderal PKH, serta Balai Besar Viteriner Wates Jogjakarta, melakukan cek lapangan ke beberapa desa yang disinyalir menjadi endemik penyebaran bakteri anthrax. Di antaranya Desa Kalikuning, Jati Gunung, Kecamatan Tulakan, Desa Punjung dan Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung.

"Setelah kita lakukan klarifikasi dan pengecekan terhadap banyak ternak, ternyata tidak satu pun yang terinfeksi bakteri anthrax," ujar Agus, di ruang kerjanya, Jumat (3/2).

Menurut Agus, transformasi bakteri anthrax ke hewan ternak, sejauh ini justru masih dinyatakan negatif. Namun di sejumlah desa, di antaranya Desa Kalikuning dan Jati Gunung, Kecamatan Tulakan serta Desa‎ Punjung dan Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung, diduga kuat ada beberapa warga yang justru terinfeksi anthrax.

"Ada yang dinyatakan suspek dan positif terkena anthrax. Namun persoalan tersebut merupakan domainnya Dinas Kesehatan," jelas pejabat bergelar dokter hewan ini pada wartawan.

Meskipun tidak ditemukannya hewan yang terserang anthrax, Agus menegaskan, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan terhadap sample tanah dibeberapa desa tersebut. Sebab bakteri anthrax memang berkembang biak subur di dalam tanah. Kalaupun saat ini tidak ditemukan hewan yang mati secara tak wajar, akan tetapi bisa jadi beberapa tahun lalu pernah ada hewan mati lantaran terserang anthrax.

"Karena itu kita ambil sample tanah untuk diperiksa. Sebab transformasi bakteri (anthrax) itu, memang berasal dari tanah, atau spora bakteri yang menempel pada tanaman lantas dimakan oleh ternak. ‎Hasilnya bagaimana, masih dalam proses laboratorium. Paling tidak seminggu baru kelar," tandasnya. (yun/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO