Miliki Nilai Patrotisme dan Jiwa Militan, Seniman Reyog Ponorogo Siap jadi Duta Pertahanan Bangsa

Miliki Nilai Patrotisme dan Jiwa Militan, Seniman Reyog Ponorogo Siap jadi Duta Pertahanan Bangsa Pembina Komunitas Reyog Ponorogo (KRP), Nursilah.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengajak para seniman dan budayawan untuk aktif sebagai duta pertahanan bangsa. Ajakan disampaikan pada sarasehan yang digagas Persatuan Artis Film 56 (PARFI 56) bertajuk "Seni dan Kebudayaan Sebagai Esensi dari Pertahanan Kebangsaan" yang digelar di Balai Sarwono Jakarta, Rabu (21/12) lalu.

Itu tak lain karena menurutnya kondisi negara saat ini cenderung terpecah belah. Sementara, seniman dan budayawan bisa menggerakan rakyat untuk melindungi bangsa dengan bekerja dan berkarya melalui bahasa nuraninya.

Menurut Panglima TNI, sudah sewajarnya jika seniman dan budayawan memiliki semangat dan jiwa patriotisme untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dengan bahasa nuraninya. Seperti halnya yang dilakukan Wali Songo, yang menyebarkan Agama Islam di negara Indonesia ini melalui pendekatan budaya.

Ajakan Panglima TNI tersebut mendapat tanggapan dari seniman yang tergabung dalam Komunitas Reyog Ponorogo (KRP).

"Pada dasarnya seni sebagai salah satu unsur kebudayaan berisi sistem nilai budaya yang sangat berharga bagi setiap suku bangsa. Setiap local genius memiliki kearifan yang diwadahi dalam bentuk-bentuk seni tradisi yang menyediakan ruang tafsir dialogis yang memuaskan bagi komunitasnya," kata Pembina Komunitas Reyog Ponorogo (KRP), Nursilah di Jakarta, Ahad (25/12).

Menurut Nursilah, ada beberapa poin yang bisa diusulkan dalam berkesenian, di antaranya dengan mendalami ketreampilan berkesenian dengan sebaiknya-baiknya, sehingga mencapai tingkat penguasaan hingga ke tahap penjiwaan tertinggi. Selanjutnya, dengan memahami nilai-nilai luhur dalam seni tradisi, terutama yang dapat membangun karakter kebangsaan yang tangguh.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO