Merasa Namanya Dicatut, Gus Solah Bantah Terlibat di Yayasan Peduli Pesantren

Merasa Namanya Dicatut, Gus Solah Bantah Terlibat di Yayasan Peduli Pesantren Gus Solah saat memberi klarifikasi kepada media tentang namanya yang dicatut dalam susunan pengurus Yayasan Peduli Pesantren. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH. Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Solah membantah kabar yang beredar luas di media sosial (medsos) kalau dirinya duduk sebagai Ketua Dewan Pengawas di Yayasan Peduli Pesantren (YPP). Padahal menurut pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Jombang itu, dirinya tidak pernah menyatakan kesediaan bergabung dalam kepengurusan YPP yang diketuai Hary Tanoesodibjo (HT).

Gus Solah mengaku kaget banyak mendapat pertanyaan dari para alumni Tebuireng dan kolega tentang keberadaan dirinya di YPP yang digagas oleh Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Dirinya merasa namanya dicatut oleh YPP, karena tidak pernah dikonfirmasi sebelumnya.

Mantan Komisioner Komnas HAM ini mengaku memang pernah ditemui oleh orang Hary Tanoe yang bernama Syafril Nasution, tapi sampai hari ini dirinya tak pernah menyatakan kesediaannya bergabung di YPP untuk posisi apapun.

“Saya saja kaget kok tiba-tiba banyak yang menanyakan posisi saya di YPP. Padahal saya sendiri tidak tahu. Ternyata kabarnya sudah ramai di medsos. Ini jelas nama saya dicatut,” tegas adik kandung Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid itu.

Gus Solah mengungkapkan, pencatutan namanya itu jelas masuk kategori perbuatan tidak menyenangkan. Namun dirinya tidak akan melakukan somasi atau langkah hukum lainnya. Dirinya lebih memilih melakukan klarifikasi kepada media massa agar pesannya bisa sampai ke khalayak luas. Langkah klarifikasi di media ini diambil karena banyaknya pertanyaan yang dialamatkan kepada dirinya.

“Ini bagian dari tabayun saya, sebab saya tak mungkin menjawab satu per satu pertanyaan yang dialamatkan kepada saya. Lewat media ini saya berharap klarifikasi ini bisa menjawab pertanyaan banyak pihak kalau saya tidak terlibat dalam YPP,”tandas mantan Cawapres di Pilres 2004 tersebut.

Gus Solah menambahkan, sebenarnya konsep YPP itu bagus, tapi momentumnya kurang pas, sehingga kental dengan nuansa politis. Padahal dirinya berkomitmen untuk menjaga jarak dari kegiatan politik praktis. Terlebih, belakangan dirinya diminta kesediaan untuk menjadi anggota Dewan etik Mahkamah Konstitusi (MK).

“YPP ini kental nuansa politisnya, sedangkan saya berkomitmen menjaga jarak dari kegiatan politik,” imbuh cucu KH. Hasyim Asy’ari itu.

Sementara itu, Mas’ud Adnan, salah seorang alumni Pondok Pesantren Tebuireng mengaku pihaknya juga sempat mempertanyakan keberadaan Gus Solah di YPP. Dirinya juga mendapat pertanyaan dari rekan-rekan alumni yang lain. Setelah ramai, pihaknya sepakat bertabayun ke Gus Solah. Ternyata jawaban Gus Solah tegas tak pernah bergabung di YPP.

“Kami sesama rekan alumni Tebuireng juga banyak yang bertanya tentang posisi Gus Solah di YPP. Ternyata tidak benar kabar yang beredar tersebut. Makanya Gus Solah berani ngomong di depan media karena memang ia tak pernah menyatakan kesediaan bergabung di YPP,” pungkas Direktur Harian Bangsa itu.

Sebelumnya, sejumlah kiai-kiai pengasuh pondok pesantren juga menggelar forum tabayun di kantor PWNU Jatim. Mereka mempertanyakan posisi Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj menjadi pembina Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang diketua umum Hary Tanoesoedibjo yang juga Ketum Partai Perindo.

"Kiai-kiai sepuh Jatim menyatakan tidak setuju dan mendesak KH Said Agil Siraj segera mundur dari YPP. Alasannya, gerakan itu sebenarnya baik tapi karena timing dan momennya tidak tepat sehingga dikhawatirkan menimbulkan fitnah atau anggapan terhadap institusi PBNU menjadi kurang baik. Sebab posisi Ketum PBNU itu melekat pada pribadi KH Said Aqil Siraj," terang Ketua PWNU Jatim, KH. Mutawakkil Alallah. (mdr/rev)

Berikut ini struktur kepengurusan Yayasan Peduli Pesantren yang beredar di medsos:

Dewan Pembina:

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO