Penderita HIV/AIDS Meningkat, Warung Remang-remang Ngawi Kian Marak

Penderita HIV/AIDS Meningkat, Warung Remang-remang Ngawi Kian Marak Pelayan di warung remang-remang.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Meningkatnya angka penderita HIV/AIDS di wilayah kian mengkhawatirkan. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyebutkan, sampai jelang akhir 2016 ini tercatat 358 orang penderita penyakit mematikan tersebut.

Dengan capaian angka seperti itu, Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPRD dibuat meradang. Menurutnya, pemberantasan HIV/AIDS tidak sebatas pada sosialisasi maupun penyebaran pamflet, spanduk maupun poster tentang bahaya dan resiko tertularnya penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini. Lebih dari itu, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) harus tegas dalam tindakan salah satunya penutupan lokalisasi yang berada di tiga kecamatan itu.

“Salah satu pemicu meningkatnya penderita HIV/AIDS tidak dipungkiri lagi memang dari lokasi seks yang ada di ini. Tentunya penutupan harus dilakukan sebagai bentuk ketegasan pemerintah daerah. Jangan sampai sebatas wacana itu yang tidak kami inginkan,” terang Antok demikian sapaan akrab Ketua DPRD , Selasa (06/12).

Lanjut Antok, lokasi seks yang selama ini berada di mayoritas para PSK-nya dari luar daerah dan itu membuktikan kalau di sebagai sasaran empuk bagi mereka untuk bisnis esek-esek.

Antok menilai, selama ini memang di tidak ada yang namanya lokalisasi seperti di Madiun maupun Ponorogo sehingga keberadaanya pun sulit terdeteksi. “Seolah ini menjadi lahan empuk bagi mereka (PSK-red) dibanding daerah lainya. Makanya Pemkab dalam tanda kutip harus tegas,” ungkap Antok.

Selain itu menurutnya, peran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) harus lebih intens lagi melakukan operasi ke lokasi sex yang dimaksudkan itu. "Jangan sampai bersifat menunggu bola melainkan operasi rutin dan apabila ditemukan ada PSK harus diberi sanksi," pungkasnya.

Sementara itu Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes , Jaswadi membenarkan bahwa lokasi yang kerap menjadi titik penularan HIV/AIDS berada di lokasi seks maupun warung remang-remang. Keberadaan lokasi seks itu sendiri tersebar di tiga wilayah kecamatan, yaitu Karangjati, Mantingan dan Jogorogo.

“Kalau lokalisasi di ini tidak ada. Namun adanya lokasi seks yang patut diwaspadai. Karena setiap kali kita ke lokasi tersebut selalu ditemukan penderita HIV tetapi tidak perlu disebutkan lokasi kecamatannya,” kata Jaswadi beberapa waktu lalu. (nal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO