Pasca Demo, Jokowi Sibuk Safari ke TNI dan Polri, Coba Rengkuh Militer Masuk Kekuasaannya

Pasca Demo, Jokowi Sibuk Safari ke TNI dan Polri, Coba Rengkuh Militer Masuk Kekuasaannya Presiden Joko Widodo digendong personel Brimob dan Marinir saat berkunjung ke Markas Korps Brimob di Jl Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Depok.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sepekan terakhir setelah peristiwa aksi demo besar-besaran 4 November, Presiden Joko Widodo (Jokowi) aktif melakukan safari politiknya. Tidak hanya menggelar pertemuan dengan ulama, tapi juga menyambangi prajurit-prajuritnya di institusi dan . Kunjungan Jokowi secara langsung dengan bertemu personel dan cukup menarik perhatian.

Didampingi Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Jokowi memberikan arahan kepada perwira tinggi di PTIK. Jokowi melanjutkan dengan menemui prajurit AD di Mabes AD bersama Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo. Setelah itu Jokowi menyambangi markas Kopassus. Kepala Negara juga menemui langsung personel Brimob di mako Kelapa Dua, dilanjutkan menyambangi prajurit marinir di Markas Marinir Cilandak.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif LIMA Indonesia Ray Rangkuti menilai safari presiden ke instansi dan merupakan konsolidasi internal pemerintah. Ray menilai Presiden ke-7 RI itu terlihat repot dengan langkah-langkahnya sendiri yang kerap melibatkan militer dalam pemerintahannya hanya untuk melakukan pengamanan.

"Sebetulnya Jokowi itu kan direpotkan oleh langkah-langkah dia sebelum ini, yaitu dia selalu menarik-narik militer ke dalam ranah pengamanan, sedikit-sedikit suruh militer," kata Ray seperti dilansir Merdeka.com

Jokowi juga terlihat selalu berkonsolidasi dengan Kapolri dan Panglima . Akibatnya, militer menjadi terlihat dekat dengan politik. Dia menebak, Jokowi sadar betul bahwa dia membutuhkan peran militer. Salah satunya dengan pernyataannya yang menyebut Kopassus bisa digerakkan kapan saja dalam kondisi darurat.

"Kalau dia enggak bisa pegang yang massanya besar ya bakal repot. Nah sekarang Pak Jokowi dalam satu tahun terakhir menarik terus dari pertahanan ke pengamanan nah selangkah lagi masuk ke kekuasaan. Oleh karena itu dia melakukan konsolidasi karena tinggal selangkah lagi," papar Ray.

Ray mengingatkan Presiden Jokowi harus berhati-hati dengan kedekatan militer dalam pemerintahannya.

"Siapa pun presidennya baik itu dari sipil maupun militer agak hati-hati kalau memasukkan militer masuk ke dekat kekuasaan. Mereka punya senjata," tutup Ray.

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyambangi Markas Korps Brimob di Jalan Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Depok dan Markas Marinir di Jalan Harun Cilandak Timur, Jakarta Selatan, kemarin berusaha memastikan prajurit dan masih setiap pada NKRI.

"Dalam ketatanegaraan kita, saya ingin memastikan kesemuanya loyal pada negara, setia kepada Pancasila, pada UUD 1945, kepada NKRI, kepada Kebhinekaan kita. Sehingga kalau sudah bertemu dan dekat seperti ini, bisa kita rasakan prajurit kita siap," ungkap Jokowi usai memberikan arahan kepada ribuan prajurit Marinir, Jumat (11/11).

Jokowi berpesan pada prajurit Marinir yang berjumlah 31 ribu di seluruh Tanah Air harus tetap memegang teguh Sapta Marga serta Sumpah Prajurit juga setia kepada negara kesatuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945. Dengan demikian, harkat dan martabat bangsa terus terjaga.

"Saya sampaikan bahwa hanya satu pegangan bagi setiap prajurit Korps Marinir, yaitu kebanggaan dan harga diri sebagai prajurit," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kembali mengingatkan agar prajurit Marinir mempertahankan kekuatan dalam menghadapi ancaman keamanan yang ingin memecah belah NKRI.

"(Ancaman) yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan kita, yang ingin mengganggu pancasila, yang ingin mengganggu Kebhinekaan kita," kata dia.

Kepada korps Brimob, Jokowi meminta selalu waspada terhadap ancaman gangguan keamanan.

Sumber: antaranews.com/merdeka.com

Lihat juga video '3 Prajurit TNI Gugur Akibat Baku Tembak di Papua':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO