Tokoh NU Kenang 'Muktamar di Situbondo'

Tokoh NU Kenang Halaqah NU dalam Rangka Pramunas yang dilaksanakan di PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Foto:hadi prayitno/BANGSAONLINE

Tokoh-tokoh yang hadir sebagai narasumber di antaranya, KH Muhith Muzadi, tokoh yang mendokumentasikan hasil mukatamar ke dalam tulisan, KH Hasyim Muzadi, sebagai Ketua Panitia Lokal Muktamar ke-27 di Situbondo.

Selain itu turut hadir Dr Muhammad Tohir, seorang perwakilan tokoh muda yang berkontribusi pengagas Khittah, Drs H Slamet Efendi Yusuf yang saat itu menjabat Ketua GP Ansor, dan Prof Dr Habib Muhammad Baharun jurnalis Tempo yang melakukan peliputan saat gelaran Muktamar ke-27 di Situbondo.

Sementara KH Hasyim muzadi menjelaskan, khittah tidak langsung berhubungan dengan politik praktis. Khittah itu artinya kembali ke kepribadiannya secara komprehensif, baik dari segi aqidah, syari’ah, mua’malah, manhaj, juga hubungan tata masyarakat dan hubungan agama dan negara.

“Itu dirumuskan kembali sebagai kepribadian yang utuh baik personal kemasyarakatan maupun kenegaraan,” jelasnya.

KH Hasyim Muzadi menambahkan, semestinya politik itu bagian dari , bukan yang menjadi bagian dari politik. Hal ini, menurutnya, dikembalikan pada waktu Munas Alim Ulama tahun 1983, yang melahirkan bagaimana caranya kepribadian yang komprehensif bisa tumbuh secara wajar dan tidak tersekat oleh partai yang setiap kali berubah.

“Maka terjadilah keputusan, pertama posisi dimandirikan dari seluruh partai politik, yang kedua hak politik daripada institusi yang awalnya dari institusi dipindahkan ke komunitas warga ,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gila NU dan Orang NU Gila, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (16)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO