Tafsir An-Nahl 97: Indonesia, Negeri "Kakehen Cangkem"

Tafsir An-Nahl 97: Indonesia, Negeri "Kakehen Cangkem"

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - Man ‘amila shaalihan min dzakarin aw untsaa wahuwa mu/minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan walanajziyannahum ajrahum bi-ahsani maa kaanuu ya’maluuna.

Ayat yang sedang kita kaji (97) bicara soal hidup multi bagus (hayah thayyibah). Siapa pun orangnya, asal mau beriman dan beramal salih akan mendapatkan servis mahabesar itu. Saking seriusnya Jaminan Tuhan ini, hingga promosi ayat disebut jenis kelamin, pria (min dzakar) maupun wanita (aw untsa). Penyebutan jenis kelamin ini jarang ada dalam kitab suci. Selain sangat serius, universal, juga menyentuh individu tanpa diskriminitas apa-apa.

"hayah thayyibah" itu tidak sekedar mendapatkan apa yang harap, tapi juga terhindar dari apa yang tidak diharap. Petani yang menginginkan hasil tanamannya bagus (thayyibah), maka harus mematuhi rukun dan syarat bertani. Mengusahakan sesuatu agar tanaman tumbuh subur, seperti pengairan cukup, pupuk dan lain-lain. Tapi juga harus mencegah pengganggu dan perusak, seperti menyemprot hama dan melindungi dari iklim yang ekstrim, entah bagaimana caranya.

Begitulah tamsilan jika seseorang ingin hidup super bagus (hayah thayyibah), maka tidak hanya mengusahakan peningkatan servis saja, melainkan juga mencegah pengganggu. Tak beda dengan negara, tidak hanya mengupayakan pertumbuhan ekonomi, menekan laju inflasi, mengidealkan kurs mata uang, gini rasio dan lain-lain, melainkan juga mencegah kemafsadahan yang bisa merusak tatanan, baik moral, ekonomi maupun perdaban. Isue paling populis hari ini adalah perang melawan narkoba.

Diskusi kecil menyoroti perang melawan narkoba, negeri ini dianggap terlalu lemah dan banyak pertimbangan. Soal gembar-gembor, ikrar dan sesumbar dibanding dengan pelaksanaannya gak sumbut, tidak sebanding. Dibanding dengan negeri tetangga, Filipina, negara kecil yang masih ruwet dan tidak semapan Indonesia, gembar-gembornya biasa, tapi pengamalannya luar biasa.

Bahwa benar, BNN, Polisi, Kehakiman sudah bekerja melawan narkoba, tapi apa prestasinya? Ya ada, tapi jentik. Sudah diputus hukuman mati, ternyata gagal dan ditunda dengan sekian alasan. Dan itu tidak hanya sekali. Hingga beban negara makin berat. Biasanya lebih membidik gembongnya dan lama sekali, hingga masih bisa leluasa melanjutkan bisnis perdagangan dalam waktu sangat lama yang dikendalikan dari balik jejuri penjara. Mana ada negara macam begini.. ?.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO