
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Feby Saktiawan (24) dalam menggaet para janda muda dengan status palsunya sebagai anggota TNI kandas. Warga Jalan Granting Gang 1 itu akhirnya dijebloskan ke penjara setelah akal bulusnya terendus petugas.
Sekilas, prejengan dari Feby memang terlihat mirip serdadu angkatan darat. Rambutnya cepak ditambah badannya yang tinggi dan agak kekar. Maklum saja, sebelumnya, Feby memang merupakan seniman reog yang berperan menjadi warok yang garang.
Namun, kelebihan tersebut justeru disalahgunakan. Hal itu lantaran Feby ingin digilai janda yang hendak dia pacari. Tak hanya diajak untuk berhubungan asmara. Pelaku ini juga memoroti uang atau harta dari janda yang dia pacari.
Feby pun hanya berbekal topi satuan Kodam Brawijaya, bercelana doreng dan bersepatu boot khas angkatan darat. Setiap kali berkencan,dia tak pernah lupa atribut tersebut melekat. ”Saya cuma pingin mudah mendekati perempuan. Musuh lama saya juga biar nggak berani neko-neko dengan saya,” aku Feby.
Apesnya, kedok Feby terbongkar setelah menjalin hubungan dengan korban terakhirnya bernama Nevi. Janda asal Jalan Simokerto Tebasan itu tak terima setelah HP miliknya dibawa kabur. Korban pun melapor ke polisi.
Kebetulan keluhan korban juga didengar anggota Babinsa setempat,kemudian melaporkannya kepada petugas intel Koramil setempat. Setelah menduga pelaku ini anggota palsu, petugas menjebak pelaku untuk melakukan pertemuan dengan korban.
”Babinsa yang curiga itu kemudian membawa korban ke Koramil lantaran tidak dapat menunjukkan kartu anggota (KTA) TNI. Feby kemudian kami jemput untuk diamankan dan diperiksa lebih lanjut,” ujar Kanit Reskrim Polsek Simokerto AKP Abdul Karim, Jumat (10/6)
Karim menambahkan, saat diinterogasi petugas, Feby ini sudah kesekian kalinya menipu wanita yang kebanyakan janda. Feby pun kerap ngalor-ngidul dengan atribut tentara yang dibelinya dari Pasar Turi itu.
Berkat rayuan mautnya dan kedok palsunya sebagai TNI gadungan, dia pun mencari keuntungan dari hubungan tersebut.Beberapa bulan terakhir pelaku ini memangsa sejumlah wanita sebagai korbannya. Tapi yang berani melapor baru korban terakhir itu setelah tahu kalau pelaku bukan tentara sesungguhnya.