Presiden Filipina Berlakukan Hukum Gantung dan Tembak Mati Penjahat

Presiden Filipina Berlakukan Hukum Gantung dan Tembak Mati Penjahat Presiden Filipina Rodrigo Duterte. foto: rappler.com

MANILA, BANGSAONLINE.com - Inilah langkah tegas Presiden Filipina yang baru, Rodrigo Duterte. Ia secara tegas mengatakan akan memerangi kejahatan di negeri itu. Selain akan memberlakukan kembali hukuman gantung, Duterte akan memberikan aparat keamanan perintah tembak mati bagi para penjahat yang melawan saat akan ditangkap. Padahal Filipina selama ini dikenal sebagai sekutu Amerika Serikat (AS). Tapi faktanya Duterte terang-terangan mengabakan HAM demi keamanan rakyat Filipina.

yang akan saya lakukan adalah mendesak Kongres untuk mengembalikan hukuman mati dengan digantung," ujar Duterte pada konferensi pers di kota Davao, kota yang selama ini dipimpinnya sebagai Wali Kota. Hukuman mati di Filipina telah dihapuskan pada tahun 2006 di bawah kepresidenan Gloria Arroyo. 

Duterte juga akan memberikan perintah tembak mati bagi para penjahat terorganisir atau mereka yang melawan saat ditangkap.

"Jika Anda melawan, menunjukkan perlawanan keras, perintah saya bagi polisi adalah menembak mati. Tembak mati penjahat terorganisir. Kalian dengar itu? Tembak mati semua penjahat terorganisir," cetusnya seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/5/2016).

Diimbuhkan sosok kontroversial itu, para penembak jitu militer juga akan diikutkan dalam kampanyenya melawan para pelaku kejahatan. 

Menurut Duterte, masyarakat Filipina saat ini tidak lagi takut akan hukum, dan dia akan mengubah hal itu. "Kita saat ini punya masyarakat yang kepatuhan pada hukum hanyalah pilihan, opsi belaka," tutur pria berumur 71 tahun itu.

"Jangan hancurkan negara saya karena saya akan membunuh kalian. Saya akan bunuh kalian... jika kalian mencoba melawan saat ditangkap, menolak ditangkap dan kalian memberikan perlawanan yang keras, saya akan katakan: 'Bunuh mereka!" tegas Duterte.

Selama lebih dari 2 dekade menjadi Wali Kota Davao, Duterte dituding memerintahkan skuad penembak mati yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang. Menurut kelompok-kelompok HAM, skuad tersebut terdiri dari polisi, pembunuh bayaran dan bekas pemberontak komunis. Disebutkan bahwa anak-anak dan para penjahat kelas ringan termasuk di antara mereka yang tewas.

Sebelumnya, Presiden Benigno Aquino telah berulang kali mengingatkan bahwa Duterte akan menjadi seorang diktator dan akan mendatangkan teror bagi negara Filipina. Selama kampanye, Aquino bahkan menyerukan para kandidat presiden lain bersatu untuk mengalahkan Duterte.

Sumber: detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO